jika tidak mampu maka merangkaklah

قال الشافعي : إن كنت في الطريق إلى الله فاركض وإن صعُب عليك فهرول وإن تعبت فامش وإن لم تستطع كل هذا فسر ولو حبوا ولكن إياك والرجوع .

Berkata Syafii –rahimahullah-:” seandainya anda dalam perjalanan menuju Allah, maka berlarilah dengan cepat, seandainya anda sulit untuk berlari, maka berjalanlah dengan cepat, seandainya tidak sanggup maka berjalanlah secara peralahan, jika tetap tidak mampu maka berjaanlah sekalipun dengan merangkak untuk mendatangiNya, namun jangan pernah anda kembali.

Maksud dari perkataan mutiara ini, bahwa setiap hamba dituntut untuk beramal semampunya sebagai bekal untuk menemui Allah.

Dalam perjalanan menuju Allah, manusia bertingkat-tingkat; ada yang berlomba-lomba menuju Allah dengan melakukan segala kewajiban dan apa yang di sunnahkan, menjauhi segala apa yang dilarang dan yang di makruhkan, menjauhi segala syubuhat, dan senantiasa hidup dengan wara….merekalah as-sabiqunas sabiqun-almuqarrabun(orang-orang yang berlomba-lomba dalam mendekatkan diri pada Allah).

Ada yang hanya mampu mengerjakan kewajiban dan meninggalkan yang diharamkan tanpa menjaga amalan-amalan yang disunnahkan dan meninggalkan apa yang di makruhkan..dan mereka pun bertingkat-tingkat dalam keikihlasan dan kekhusyukan. Mereka adalah ashabul yamin(golongan kanan) dan merekalah almuqtasid(pertengahan).
Ada pula yang selalu meninggalkan kewajiban dan melakukan kemaksiatan, merekalah yang disebut dengan zalimun linafsih(orang-orang yang menzalimi diri). Mencampur adkkan iman mereka dengan maksiat.
Begitulah kondisi manusia dalam perjalanannya menuju Allah.

Apapun cerita, maka tetaplah anda beramal dan berbuat, beristighfar dan bertaubat…jangan pernah berpaling dari jalan ini dengan mencari jalan lain, apalagi kembali kepangkal kekufuran-nauzubillah.wallahu a’lam

Bandara Sukarno Hatta-Jakarta, Jumat, 18 Januari 2013/ 5 Rabiul Awal 1434 H
Abu Fairuz Ahmad Ridwan Muhammad Yunus