Rasa itu Abadi di dalam Jiwa

RASA ITU ABADI DI DALAM JIWA

Ibrahim Al-Khalil tak menoleh sedikitpun ke belakang, ia terus berjalan dan berjalan meninggalkan putra dan kekasihnya…

Hajar terus-menerus memanggilnya dan bertanya padanya: “Apakah tuan akan tinggalkan kami di sini tanpa siapapun jua yang menemani dan tanpa bekal memadai..?

Apakah memang Allah yang titahkan tuan…??. Ibrahim hanya menggangguk pelan. Hajar pun berkata: “pergilah duhai kekasih hamba, Tuhan yang Rahman takkan sia-siakan kami di sini”.

* * *

Sudah menjadi suratan takdir kita tak kan bisa selalu bersama orang-orang yang kita cintai. Ada masa-masa kita harus pergi tinggalkan mereka untuk mengemban amanah di pundak.

Namun keyakinan dalam hati harus selalu terpatri bahwa cinta dan sayang itu tak mengenal batas dan waktu, tak terhalang jarak dan tempat, tak dipisahkan musim dan zaman, bahkan tak lekang dengan berpisahnya ruh dan badan.

Mereka tetap dikenang sepanjang masa, jauh di mata namun begitu dekat di hati. Lekat di jiwa dan setia di alam fikir.

* * *

Pematang sawah indah berjenjang
Di Cisarua negeri nan teduh
Tiada kan lekang cinta dan sayang
Meski jasad berpisah jauh

Bila gunung hendak didaki
Bekal tuan jaganlah lupa
Semoga cinta kekal abadi
Meski raga tiada bersua

Cisarua-Bogor, 15 Jumada Ula 1437/ 24 Feb 2016.

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My.