Dari hasil bincang-bincang denga ustadz Abu Yusuf Ahmad Ja’far ternyata banyak proses yang harus dilalui setiap calon mahasiswa yang bermimpi dapat belajar di UIM.
Mulai dari status pendaftaran “tahta ad dirasah” (sedang dikaji) kemudian naik status lebih tinggi lagi”murassyah” (kandidat mahasiswa), kemudian naik jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu “al-Qabul An-Nihai” (diterima).
STATUS KANDIDAT MAHASISWA
Setiap calon mahasiswa yang telah naik status menjadi “murasyyah” (dicalonkan) boleh menaruh harap agak besar bahwa ia sudah lebih 80 persen kemungkinan diterima. Namun dalam beberapa kasus, ada juga yang sudah pada posisi “murasyyah” berubah menjadi marfudh ”ditolak” dalam beberapa kasus meski jarang terjadi.
STATUS DITERIMA
Kemudian bilamana calon mahasiswa sudah naik status menjadi “alqabul” diterima, ia sudah boleh berharap lebih besar lagi untuk dapat belajar di UIM, namun jangan katakan “sudah pasti kan dapat belajar di UIM” sebab sebagian kasus ada pelajar yang sudah resmi keterima dan sudah terbang ke Madinah, namun ternyata gagal belajar dan wajib di pulangkan. Mengapa demikian?
Jawabnya, setelah pengecekan kesehatan di Indonesia, dan sudah dianggap lulus tes, belum tentu lulus pula setiba dites di Madinah.
Dalam beberap kasus ada yang dicek teridentifikasi membawa penyaki menular, maka pihak kampus dengan terpaksa memulangkan kembali mahasiswa yang sudah keterima tersebut.
Ada penyakit menular yang tidak membenarkan mahasiswa belajar di UIM, seperti penyakit AIDS, untuk penyakit ini tidak ada ampun, mahasiswa langsung dipulangkan .
Ada juga penyakit Hepatitis A-B, penyakit TBC, dll yang dianggap biaa menularkan ke mahasiswa lain, maka mahasiswa tersebut akan segera dipulangkan dan diberi tempo setahun untuk menyembuhkan penyakitnya, bila sembuh maka bisa kembali diuruskan untuk berangkat ulang .
STATUS RASIB (HER)
Meski UIM memberi kesempatan bagi mahasiswa yang gagal dalam ujian untuk remedial kembali ikut ujian kedua, dan bila gagal bisa ikut kembali ujian ditahun akan datang dan tetap naik tingkat, namun bilamana mahasiswa IP dari total nilai akumulasi ujiannya di bawah 2, maka mahasiswa yang bersangkutan akan di DO (drop out) kan dan dipulangkan, dianggap gagal tak sanggup mengikuti pembelajaran di UIM.
RASIB DAN EFEK JELEK BAGI LEMBAGA
Efek jelek dari status rasib ini akan sangat berdampak fatal bagi lembaga yang mengutusnya. Bilamana lembaga tersebut telah mengantongi status ”muadalah” terakreditasi dari UIM, maka jatah santri yang tiap tahun akan diberikan pada lembaga dan pondok pesantren yang telah diakui tersebut akan dikurangi. Bahkan bila berkelanjutan akan ditinjau ulang status terakreditasinya.
Masih banyak hal-hal yang bisa membuat mahasiswa di DO kan baik disebabkan nilai yang rendah, maupun disebabkan pelanggaran-pelanggaran fatal lainnya yang dianggap dapat mencemarkan UIM dan Kerajaan Saudi Arabia.
TAUFIQ ALLAH ADALAH SEGALANYA
Karena itulah, setiap calon mahasiswa maupun mahasiswa haris benar-benar banyak berdoa kepada Allah, agar selalu diberi taufiq dan hidayah, bimbingan dan penjagaan dari-Nya.
Kegagalan itu bisa sebelum masuk, sedang belajar, bahkan telah tamat dari UIM.
Ada saja alumni UIM yang tidak sadar untuk apa dia datang ke Madinah, hingga akhirnya bila telah selesai dan mengantongi Ijazah Lc, MA, bahkan Doktor, kemudian pulang ke tanah air, minim kontribusi untuk ilmu dan dakwah.
Ada yang sibuk ngurusi dunianya, berupa travel haji dan Umrah hingga tinggal dakwah dan menyebarkan ilmunya, ada pula yang sibuk berkompetisi dengan para calon politisi, mengejar jabatan dan kekuasaan hingga lepas jua ilmu yang didapat.
Semoga semua calon mahasiswa, para mahasiswa dan para alumni UIM senantiasa diberikan Allah bimbingan dan taufiq dari-Nya untuk amanah dalam mengemban amanah ilmu yang mereka dapat di kota Nabi, menjadi lentera penerang ummat dari segala syubhat dan syahawat. Wallahul musta’an.
10 Jumadil Akhir 1445/ 23 Des 2023
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My