Turki yang Kulihat (Bagian dua)

ASAL MUASAL TURKI USTMANI

Turki Usmani adalah kekaisaran yang merujuk kepada nama pendiri kerajaan tersebut yaitu Osman Bey (Ghazi) di barat laut Anatolia pada tahun 1299.

Setelah 1354, kekuasaan Utsmaniyah telah melintasi Eropa dan memulai penaklukkan Balkan, mengubah negara Utsmaniyah yang hanya berupa kadipaten kecil menjadi negara lintas benua.

MENAKLUKKAN KONSTANTINOPEL

Turki Utsmani mengakhiri riwayat kekaisaran Romawi Timur setelah ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Alfatih di tahun 1453 sebagai penguasa Utsmani ketujuh yang berkuasa pada 1444–1446 dan 1451–1481.

Dalam sejarah Islam, Sultan Muhammad Alfatih dikenal sebagai salah seorang pemimpin yang hebat yang disejajarkan dengan sebagaimana Sultan Sholahuddin Alayyubi penakluk Baitul Maqdis dan dan Sultan Saifuddin Mahmud Qutuz pahlawan Islam yang memporak porandakan pasukan Mongol di medan perang yang monumental Ain Jalut.

APAKAH PENAKLUKAN KONSTANTINOPEL TELAH DISABDAKAN NABI?

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnandnya dari Abdullah bin Bisyr Alkhats ami, dari ayahnya dia mendengar Nabi bersabda:
‎لتفتحن القسطنطينية، فلنعم الأمير أميرها، ولنعم الجيش ذلك الجيش.

Akan ditakalukkan Konstantinopel, maka sebaik baik pemimpin adalah pimpinannya dan sebaik baik tentara adalah tentaranya”.

Hadis ini diperselisihkan kesahihannya, sebagian ulama mensahihkan sebagaimana Alhakim dan az-Zahabi, dan sebagian lainnya melemahkan sebagaimana Syeikh Al-Albani dan Syuaib Al-Arna’ut.

Dalam sahih Muslim terdapat keterangan akan ditaklukkannya Konstantinopel, namun tampa tambahan “sebaik-baik pimpinan, adalah pimpinannya…”.

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda:

سمعتم بمدينة جانب منها في البر وجانب منها في البحر؟ قالوا: نعم يا رسول الله، قال: لا تقوم الساعة حتى يغزوها سبعون ألفاً من بني إسحاق، فإذا جاؤوها نزلوا فلم يقاتلوا بسلاح ولم يرموا بسهم، قالوا: لا إله إلا الله والله أكبر فيسقط أحد جانبيها، قال ثور: لا أعلمه إلا قال الذي في البحر، ثم يقولوا الثانية: لا إله إلا الله والله أكبر، فيسقط جانبها الآخر، ثم يقولوا الثالثة: لا إله إلا الله والله أكبر، فيفرج لهم فيدخلوا فيغنموا، فبينما هم يقتسمون المغانم إذ جاءهم الصريخ فقال: إن الدجال قد خرج فيتركون كل شيء ويرجعون.

“Apakah kalian pernah mendengar satu negeri sebagiannya ada di daratan dan sebagaiannya yang lain di lautan? Mereka menjawab: ”pernah ya Rasulullah”, Nabi melanjutkan: ”tidak akan terjadi kiamat hingga negeri tersebut akan diperangi oleh 70 ribu orang dari keturunan Ishaq (Bangsa Romawi) jika mereka tiba di sana, maka kaum musimin akan menguasainya, bukan dengan senjata maupun dengan anak panah, mereka memekikkan “la ilaha illallah wallahu akbar” maka takluklah bagian satu sisinya, berkata Tsaur: “aku tak mengetahui maksudnya kecuali yang bagian ke laut”. kemudian mereka kembali berteriak “la ilaha illalah wallahu akbar “maka takluk pula bagian sisi yang kedua, kemudian mereka kembali berteriak ketiga kalinya ”la ilaha illallah wallahu akbar” maka bentengpun terbuka untuk mereka dan mereka berhasil menguasainya dan membagi-bagikan harta rampasan perang. Manakala mereka sedang membagikan harta rampasan perang tiba-tiba mereka mendengar ada yang berteriak : ”Sungguh Dajjal telah keluar”, seketika mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali. HR. Muslim.

APAKAH MUHAMMAD ALFATIH YANG DIMAKSUDKAN DALAM HADIS TERSEBUT?

Menurut Syeikh Hamuh at -Tuwaijiri bahwa penaklukkan konstantinopel yang dimaksudkan adalah penaklukkan yang akan terjadi sebelum kiamat ,sesaat sebelum keluarnya Dajjal.

Hujjah beliau, bahwa yang dimaksudkan dengan ditaklukkannya Konstantinopel dalam hadis, itu terjadi dengan tasbih, tahlil dan takbir, bukan dengan peperangan sebagaimana Sultan Muhammad Alfatih menaklukkannya dengan peperangan.

Kemudian dalam keterangan hadis tersebut juga dikatakan bahwa yang menaklukkannya adalah Bangsa Arab, bukan bangsa Ajam.
Dalam hadis Amr bin Auf:
‎ثم يخرج إليهم روقة المسلمين أهل الحجاز، الذين لا تأخذهم في الله لومة لائم، حتى يفتح الله عليهم قسطنطينية، ورومية بالتسبيح، والتكبير»

Kemudian keluarkan pasukan terbaik kaum muslimin dari penduduk Hijaz yang tidak pernah takut celaan dalam menjalankan agama Allah orang yang mencela, hingga akhirnya Allah taklukkan untuk mereka Konstantinopel, dan bangsa Romawi dengan tasbih dan takbir”. HR. Ibnu Majah.

Dengan penjelasan di atas, maka tidak benar bila ada yang mengklaim hadis Nabi ”sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya…” merupakan bentuk pembenaran mazhab Asya’ri maupun Almaturidi dan Sufi, karena hadisnya saja masih diperselisihkan kesahihannya.

Kemudian anggap sajalah hadisnya benar, maka maksudnya bukan kembali pada sosok Sultan Muhammah Alfatih karena beliau adalah ajam dan bukan Arab, sementara hadis-hadis yang banyak menyebutkan Konstantinopel akan ditaklukkan bangsa Arab.

Kalaupun dianggap Sultan Muhammad Alfatih lah yang dimaksudkan dalam hadis, bukan berarti pujian terhada mazhab Asy’ari dan Maturidi maupun Sufi, karena kebanyakan kaum muslimin adalah awam, tidak memahami dan meyakini apa yang diyakini, ulama Ahlul kalam dalam rincian mazhab mereka.

Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Alfatih adalah penaklukan dengan peperangan sebagai mukaddimah akan ditaklukkannya kelak kembali sebelum hari kiamat dari tangan bangsa Romawi (Bani Ishaq).

Sebelum kiamat itulah penaklukan yang dipuji Nabi, karena ia terjadi setelah kaum muslimin kembali pada ajaran agama mereka yang benar, kembali pada sunnah Nabi mereka yang Mulia.

TURKI SEKARANG

Berat rasanya menjadikan negeri Turki sekarang yang sekuler akan menjadi pemimpin Kaum Muslimin menaklukkan Konstantinopel yang kedua sebelum hari kiamat dari kekuasaan Bangsa Romawi (EROPA).

Sepanjang perjalan kami dari Istanbul, ke Bursa melintas laut Marmara, hingga ke Capadocia, jarang sekali melihat wanita yang berjilbab. Masjid-masjid yang kami lintasi juga sunyi tak ramai jamaah, padahal suasana ramadhan seharusnya disemarakkan dengan tarawih.

Restoran-restoran juga buka sebagaimana biasa, yang makan dan merokok di jalan-jalan juga pemandangan yang biasa bagi mereka.

Semoga Allah mengembalikan kaum muslimin pada agama mereka, agar Allah mengangkat derajat mereka dan menjadikan mereka kembali sebagai pemimpin dunia. Allahul musta’an.

Istanbul, 2 Ramadhan 1444/ 24 Maret 2023

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My