Mencari Yang Perfect Itu Berat

Kesempurnaan itu hanyalah milik Allah, adapun makhluk adalah tempat kekurangan dan kesempurnaan.

Dalam mencari pasangan, perkara yang sering membuat gagalnya sesorang memperoleh jodoh adalah semangat yang berlebihan mencari pasangan yang sempurna, padahal sekiranya ia melihat dirinya sendiri, juga makhluk yang juga tidak sempurna.

Singkat cerita, masapun berjalan, umur bertambah, dan seiring dengan itu, semakin sulit juga mendapatkan pasangan hidup.

Berbagai alasan dikemukakan seseorang menolak orang yang datang ingin menjadi bagian dari hidupnya. Ada yang alasannya kembali kepada faktor fisik, seperti alasan terlalu jangkung, terlalu kurus, terlalu pendek, rambutnya lurus, rambutnya kriting, tidak suka yang hitam, kurang suka yang berbadan besar, dst…

Ada juga menolak karena faktor finansial, seperti: alasan status kerja tak jelas, belum permanen, kerja serabutan, kerja sebagai helper, OB, belum punya rumah, belum punya kendaraan dst….

Ada juga yang menolak karena faktor intelektual, dengan alasan, kurang pintar, kurang rajin belajar, tidak pernah rangking kelas dst…

Ada juga -dan ini banyak- menolak sesorang karena faktor sudah berkeluarga, tidak mau dimadu, tak siap menjadi yang ke 2-3-4, setia menanti yang “perjaka tinting” .

Semua yang dikemukakan di atas adalah sah-sah saja bagi setiap orang, karena tiap orang berhak memiliki sosok yang ideal di hatinya, namun sayangnya dalam hidup ini tidak segalanya harus berjalan bila ideal dulu, bila tidak perfect maka tidak berdenyut nadi kehidupan.

WANITA YANG MENGINSPIRASI

Di masa Nabi ada seorang wanita yang layak dijadikan contoh suri tauladan dalam bab ini. Ia puteri seorang lelaki Anshar.

Datang utusan Rasulullah meminang wanita tersebut untuk sahabat Nabi yang bernama Julaibib. Mendengar yang bakal menjadi suami puteri mereka – Julaibib yang dikenal dengan tubuh dan wajah yang tidak menarik karena tubuhnya pendek dan wajahnya jelek- sontak membuat mereka berat menerima lamaran tersebut.

Ketika sang wanita mendengar keinginan orang tuanya menolak lamaran Julaibib, maka ia dengan santun mengingatkan orang tuanya bahwa yang datang melamar untuknya itu adalah Rasulullah, dan tidak layak menolak lamaran Rasulullah. Julaibib itu lelaki pilihan Nabi untuknya, tentunya pilihan Nabi lelaki yang berkwalitas meski tak molek parasnya.

Wanita itu denga ikhlas menerima Julaibib, dan akhirnya ia menjadi wanita yang paling bahagia hidupnya, lapang rezkinya, dan suaminya Julaibib akhirnya mati syahid dalam peperangan.

CUKUPKAN PILIHANMU PADA AGAMA DAN AKHLAK

Bilamana yang datang padamu baik agama dan akhlaknya, kau kenal betul asal-usulnya, cukup menjadi alaanmu untuk menerimanya. Tak usah lihat lagi berbagai atribut lain yang seolah menjadi penentu melebihi agama dan akhlaknya.

Aku hanya kasihan saja melihatmu, terlalu banyak berfikir dan menolak, akhirnya kau menjadi “bujang lapuk dan perawan tua” yang tak laku-laku, ditinggalkan kawan-kawanmu yang sudah punya pasangan, punya momongan dan tentunya punya kebahagian.

Tak usah andalkan gelarmu, kau sudah sarjana, S1 dan S2, pangkatmu sudah golongan IV , jabatanmu kau sudah menjadi top manager, apa guna bila semua kau punya tapi tak punya pasangan hidup??

Kuala Lumpur, 14 Ramadhan 1445/24 Maret 2024

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My