Pertanyaan: benarkah cara ulama salaf mengatasi wabah menular adalah dengan membaca shahih bukhari atau assyifa Qadhi Iyad, sudah teruji berabad-abad dapat menjadi jimat, sebagimana yang tersebar dalam tulisan di bawah ini:
“Bersamaan dengan pemerintah menetapkan untuk berdiam di rumah dan menutup masjid-masjid dan gereja, serta membatasi jam operasi toko, cafe dll, saat itu juga para masyayikh dan pelajar di Mesir menggelar pembacaan Shahih Bukhari secara serentak dan dibagi via daring. Mereka membaca di rumah masing-masing dengan jadwal yang sudah diterima.
Sejak dulu Shahih Bukhari memang diyakini dan telah lewat uji coba ratusan tahun sebagai antivirus dan tolak mara bahaya termasuk pagebluk.
Selain Shahih Bukhari ada juga yang menggelar pembacaan Asy-Syifa Qadhi Iyadh secara mandiri tapi jatah bacaannya dibagi secara daring juga.
Kitab yg berisi tentang syamail muhammadiyah ini sama dengan Shahih Bukhari, sebagai jimat dan rompi bagi kesehatan jiwa raga.
Kita hadapi pagebluk ini dengan cara masing-masing. Kita bantu para dokter dengan menjaga diri dan keluarga. Ikuti arahan pemerintah dan bagian yang punya wewenang soal kesehatan.
Sehat selalu dan semoga pagebluk ini lekas berlalu. Amiin.”
Jawab:
Bismillah walhamdulillah wa badu:
Semua kebaikan dan ketaatan bisa menjauhkan seseorang dari musibah dengan izin Allah, namun mengkhususkan Sahih Bukhari dan lain-lain sebagai sesuatu yg dapat menolak bala, adalah khurafat, takhayyul dan bid’ah.
Kalaulah ada kitab yg lebih baik dari Sahih bukhari, maka dialah Kitabullah Alquran, tetapi tdk ada satupun penukilan yang sahih tentang para Sahabat Nabi menolak wabah Thaun dgn membaca quran.
Wabah Thaun yang telah menewaskan puluhan ribu kaum muslimin di negeri Syam pada tahun ke 18 Hijriyah, baru dapat dihentikan-setelah izin Allah- disebabkan Amr Bin Ash sahabat Nabi yang menjadi penguasa di Syam kala itu, memerintahkan kaum muslimin agar tidak saling berkumpul dan berdekatan.
Amr bin Ash perintahkan mereka agar berpencar di lereng-lereng gunung demi menghindari percampur bauran. Dengan itulah Amr berhasil memutus mata rantai penularan Thaun.
Lebih parah dari itu seruan orang untuk menjadikan pajangan photo para wali yang di tempelkan di rumah-rumah sebagai jimat untuk menjauhkan diri dari Wabah Korona, hal ini bahkan menjadi penyebab kesyirikan-nauzubillah-
Lebih baik dari Wali adalah Kalamullah, namun kita tidak pernah diperintahkan untuk menggantung-gantungkan kalamullah sebagai jimat.
Agama kita memerintahkan untuk meruqyah diri dengan Quran, bukan dengan mengantung-gantungkan kaligrafi dan semcamnya yang hakikatnya hanyalah melecehkan kitabullah yang diturunkan untuk di amalkan, bukan jadi jimat.
Abu Fairuz My