
Wanita dicintai suami bukan karena kecantikannya, karena harta dan jabatannya, karena sekolahnya yang tinggi, tetapi dicinta karena pengabdiannya, ketulusan hatinya dalam melayani suaminya.
Memang benar “kesan pertama sungguh menggoda” awal ketertarikan lelaki itu bermula dari wajah yang menawan, kulit yg putih, tinggi dan berat tubuh yang ideal, tapi itu semua tak abadi.
Bilamana sang wanita dalam kehidupan rumah tangga berikutnya ternyata kasar lisan, buruk perangai, tak pandai bersyukur pada pemberian suami, galak dan selalu ingin mengatur, tempramen dan tak mau kalah, keras kepala, selalu menyebar kekurangan dan kejelekan suaminya, maka cinta itu kan memudar meski istrinya secantik bidadari kayangan.
Sebaliknya meski wanita yang dinikahi itu, tidak sekolah tinggi, tidak cantik, tidak punya prestasi di masyarakat, dari keluarga pas-pasan bahkan miskin, tidak tau salon, tidak kenal glowing dan seterusnya…
Ia akan senantiasa dicintai bilamana taat, pandai merawat suami dan anak-anak, menjaga pemberian suami, selalu kemas dan rapi, pembersih dan pandai menata rumahnya.
Perempuan yang mengira berani melawan suami, angkat suara tinggi-tinggi sedang bermetamorfosa menjadi raja bagi suaminya, padahal hakikatnya dia sedang meruntuhkan singgasananya sendiri sebagai istri yang lamban laun akan dihadiahi “talak” dari suaminya.
Untuk para lelaki yang sedang mencari pasangan, pahami dengan baik apa yang ku tulis di atas agar kau tidak menyesal dibelakang hari.
Untuk para wanita silahkan berbenah, kelembutanmu, kepedulianmu pada suami, keinginanmu mengabdikan diri pada suami, sebab engkau kan jadi ratu bagi suamimu.
Wallahul musta’an.
Batam, 1 Rajab 1446/2 Jan 2025
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My.