Dari Stasiun kereta api Mekah yang berada di Rushaifah, aku dijemput Zubair dan Irbad menuju tempat tinggal mereka di salah satu syuqqah/apartemen pertengah jalan antara Masjid Nabi dan Masjid Quba yang berjarak sekitar 15 menit berjalan kaki dari Masjid Nabi.
Mereka mendiami syuqqah lantai lima dengan fasilitas dua ruangan tidur, satu kamar mandi, satu ruang dapur bersama, dan ruang penjemuran.
Rumah mereka full AC, dan untuk kebutuhan listrik dan air mereka tak perlu bayar, karena semuanya sudah masuk dalam harga sewa rumah.
Berapapun pemakaian listrik dan air tidak dipermasalahkan. Boleh saja setiap rumah memakai kulkas, mesin cuci, setrika, blender, pemanas air dst sesuka hati unlimited.
Sewa rumah di kita Nabi ini berbeda-beda harganya sesuai dengan dekat jauhnya dari masjid Nabi atau kampus, beda fasilitas dan banyaknya ruangan. Bervariasi dari 800 hingga 1700 riyal perbulannya. ada juga yang bayar tahunan antara 10.000-16.000 RS.
Setiap pelajar yang sudah menikah mereka harus mencari rumah sewa sendiri, karena kampus tidak lagi memfasilitasi asrama buat mereka. Semua asrama/dormitory hanya diperuntukkan bagi para pelajar yang masih jomblo/belum menikah atau yang tidak membawa istrinya ke Madinah.
PARA PELAJAR YANG SUDAH MENIKAH
Para pelajar UIM yang telah menikah bisa mendatangkan istri dan anaknya minimal ketika ia sudah masuk ke semester tiga dengan nilai akumulasi ujian mumtaz. Syarat lainnya juga lumayan berat dimana pelajar wajib memberikan uang jaminan/garansi ke pihak kampus sekitar 10.000 RS atau sekitar 40 jutaan yang baru boleh diambil manakala ia tamat dan akan meninggalkan kampus.
Bagi yang ingin segera mendatangkan keluarganya, ia bisa juga tanpa harus menunggu iqamah dari kampus dan masa setahun, dengan membuat visa ziarah untuk setahun dengan kewajiban keluar dulu dari Saudi ke negara lain seperti Jordania sebelum berakhir masa tiga bulan atau 90 hari, nge-pass pasport untuk kemudian masuk lagi ke Saudi.
Berbagai cara mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, kerja sampingan mulai dari jadi muthawwif, berjualan, sampai dengan bisnis tukar uang kecil-kecilan. Sebagian mereka ada juga yang mengajar bahasa Arab dan Alquran, dengan online via zoom. Ada yang jual tiket kereta api cepat antara Mekah dan Madinah, bawa penumpang dll. Intinya mereka tetap berusaha mencari sampingan sebagai tambahan dari mukafa’ah yang tidak mencukupi. Adapun para penimba ilmu yang orang tuanya lumayan berada, mereka akan selalu di support dari tanah air.
MAJLIS MASYAYIKH
Keistimewaan dari belajar di Madinah selain tanah Haram dan keutamaan sholat di Masjid Nabi yang pahalanya 1000 kali lebih banyak dibanding sholat di masjid lain, yaitu adanya majlis kajian masyayikh yang telah dikenal keilimuannya di seantero dunia Islam, seperti kajian Syeikh Abd Razzaq Al Badr, Syeikh Sulaiman Ruhaili dll, ulama yang jadi rujuakan ummat Islam, tidak hanya di Saudi melainkan di dunia Islam.
SCOOTER YANG PRAKTIS
Di Saudi jarang kita temukan motor seperti di negeri kita yang membanjir. Dimana-mana yang terlihat adalah mobil-mobil CC besar buatan Eropa. Kemarin aku diantar salah seorang pelajar Kulliah Haram ke bandara Medinah mengendari mobil mini buatan Ford yang 5400 CC, bagi mereka hal yang biasa bahkan sampail 6000-7000 CC biasa bagi mereka. Mobil-mobil Eropa disenangi di Arab karena kenyamanan dan besarnya CC mesinnya.
Untuk jarak dekat pelajar-pelajar banyak kulihat menggunakan scooter-scooter dengan beragam bentuk dan merk. Mulai dari harga 700-4000 riyal banyak lalu lalang melintas di mana-mana.
Bahkan ada sebagian murid-murid yang tinggal di pertengahan Masjid Nabi dan jalan ke Kuba, setiap hari ke kampus UIM mengendarai scooter sekitar 20 menit perjalanan dengan kecepatan rata-rata 20-30 km perjam.
Tentunya mereka kan memilih jalan-jalan sunyi dari perumahan-perumahan masyarakat tidak dari jalan utama yang riskan dan membahayakan karena ramai dengan mobil-mobil berkecepatan tinggi.
Untuk menghemat uang belanja, sebagian mahasiswa menggunakan fasilitas subsidi makan siang di kampus, untuk dibawa pulang dan dimakan bersama keluarga. Lumayan hanya dengan membeli 2 RS
yang disubsidi pemerintah, maka mahasiswa dapat membawa makanan dari dapur UIM buat keluarga mereka. Terkadang mereka hemat hingga untuk makan malam.
Subhanallah, kehidupan mahasiswa di Madinah dan telah menikah penuh dengan kesederhanaan bahkan kekurangan jika dibandingkan dengan mahasiswa di tanah air kita. Di saudi biaya kehidupan begitu mahal dan tinggi. Sangat kontras dengan kehidupan para pelajar yang telah menikah di Yaman, dimana biaya kehidupan di sana sangat-sangat murah dan sederhana dengan segala kekurangannya.
KEMBALI KE TANAH AIR
Jam 15.00 Pesawat Airbus Saudia membawaku terbang menuju Kuala Lumpur.
Pukul 05.00 pesawat mendarat dengan selamat di KLIA 1. Setelah ambil bagasi, sholat Subuh maka aku melanjutkan perjalanan nail bus shutlle menuji terminal KLIA 2 .
Jadwal keberangkatanku dari KLIA 2 menuju Bandara Senai Johor Baru pada pukul 08.35 pagi dan diperkirakan tiba di Johor pukul 09.30 pagi.
Dari Senai-Johor Baharu aku bertolak menuju Pelabuhan Stulang Laut untuk melanjutkan ke Batam dengan perjalanan laut. Subhanallah luar biasa perjalanku kali ini, penuh dengan tantangan, ujian dan kenangan.
Perjalanan melintas 4 negara. Lengkap dengan perjalan laut, darat, dan udara. Subhanallah walhamdulillah. Semoga membawa kebaikan dan ganjaran dari Allah.
Selesai.
KUALA LUMPUR-JOHOR-BATAM, 02 Rabius Tsani 1446/05 Okt 2024
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My