Mencari Tuhan ke Negara Maju?

Miris rasanya bila ada yang menjabat sebagai Rektor begitu melecehkan keberadaan agama, bahkan merendahkan ungkapan-ungkapan syariat. Betapa antinya beliau pada istilah wahyu, langit, insyaallah, barakallah, dan semacamnya.

Dalam ungkapan kagummya kepada calon mahasiswa yang akan diberangkatkan ke luar negeri, ia berucap: ”dari 12 mahasiswi yang saya wawancarai tidak satupun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind, mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa Barat, US, bukan ke negara yang orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi”.

Kasihan pak prof yang sudah berumur, dekat ke pintu kubur begitu antipatinya dengan hal-hal yang berbau kematian, berita langit, berita alam akhirat, alam barzakh, hari berbangkit.

Ungkapannya “mencari Tuhan ke negara maju” menunjukkan betapa dirinya terjangkit islamphobia yang serius, krisis nilai agama, terlalu membanggakan dunia dan kaum kafirin, merendahkan agama yang dia anut, menghina kaum muslimin dan nilai-nilai akhirat yang merupakan bagian terbesar isi kitab suci Alquran.

Jelas pak Prof kurang piknik terhadap ajaran agama yang dianutnya, miskin ilmu kitabullah, dan sunnah Rasulillah, jauh dari literatur ulama Islam bahkan mengabaikan informasi sebagian penulis non muslim yang jujur yang menyatakan bahwa Eropa berhutang budi yang tak terbayar pada Islam yang telah menjadi penggagas bagi berbagai ilmu pengetahuan di era keemasannya di bumi Andalalus.

Untuk mencari tuhan tak perlu pergi ke negeri kafir yang dianggap maju, cukup membaca surat Al-ikhlas yang hanya beberapa ayat saja, kau kan paham siapa tuhanmu.

Bagaimana kau ajarakan kami agar mencari tuhan di negeri yang sebagian besar masyarakatnya anti tuhan dan tidak percaya pada tuhan.

Mau jadi apa bangsa ini ke depan, bila orang-orang yang akan diplot menduduki jabatan penting adalah orang-orang yang anti Islam dan anti wahyu dan tuhan? Padahal jelas-jelas para pendiri bangsa ini meyakini dan memproklamirkan bahwa kemerdekaan negeri adalah karunia Allah Tuhan yang maha esa. ini sebagaimana termuat dalam pembukaan UUD 1945.

Hanya pada Allah kita bermohon, semoga negeri ini dijauhkan dari pemimpin sekuler yang menganggap dunia segala-galanya dan menyepelakan agama dan urusan akhirat yang kekal abadi.

Allah berfirman:
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ [الروم : 7]
Mereka mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang urusan (kehidupan) akhirat sangatlah lalai(Qs: Ar-Rum:7)

Mekah, 29 Ramadhan 1433/ 30 April 2022

Abu Zubair My