Cinta dan Rindu

CINTA DAN RINDU

CINTA
Cinta tidak hanya monopoli raja-raja, para pangeran, bangsawan, pejabat maupun orang-orang kaya, tapi ia juga bisa hadir menjadi milik para hamba sahaya, orang-orang fakir dan miskin tak bersuku dan berbangsa.

Ia hadir di istana-istana megah, villa-vila nan indah, apartement dan rumah-rumah nan mewah, tapi dapat pula menghuni gubuk-gubuk derita, rumah-rumah reot sempit dan kumuh berselimut duka.

Cinta tak kenal perbedaan usia, bangsa, warna, rupa dan bahasa. Bak samudera nan luas membentang semua makhluk berserikat untuk dapat mereguk dan mengambil manfaatnya.

Cinta hakiki itu bersifat abadi, takkan lekang ditelan masa, takkan hilang berganti musim, tak kan lenyap bersama terkuburnya jasad, bercerainya tubuh antara sahara dan benua, setia mengalir layaknya darah yang mengalir dalam tubuh, terus berpacu bersama detak jantung dan denyut nadi manusia.

Cinta yang hakiki kan berlanjut meski bumi telah hancur binasa, langit telah runtuh tak bersisa, matahari dan bulan dikumpulkan dan dibenturkan antara keduanya.

Kiamat tak kan mampu menjadi penghalang orang-orang yang bercinta, bahkan kiamat itu pula menjadi penyebab bersatunya jasad mereka di taman-taman surga.

RINDU
Rindu adalah efek dari deburan ombak cinta yang menghantam pantai hati, Gelombang cinta yang melahirkan riak-riak dan suara menggemuruh yang memecah bibir daratan qalbu. Dimana ada cinta, disitu kan terlahir rindu. Semakin kuat kecintaan kan semakin kuat kerinduan.

Rindu pada sang kekasih, adalah keniscayaan yang terkadang meruntuhkan dinding sabar, membuat air mata berurai, wajah memucat dan tubuh mengurus. Hanya Allah jualah tempat mengadu.

Rindu terlarang adalah kerinduan pada orang-orang yang tidak halal untuk dirindu.

Hidup ini penuh dengan pernak-pernik, sarat dengan kenangan dan kejadian. Ada kenangan masa jahiliyah yang tak boleh dikenang kecuali dengan istighfar, taubat dan amal sholeh.

Kelebat bayang makhluk-makhluk istimewa yang dahulu pernah punya hubungan dengan anda, menenun hari-hari indah bersamanya kemudian merenda bulan menjadi tahun, tanpa disadari terkadang menyeruak kembali muncul ke alam sadar.

Ketika itu terjadi, hentikan petualangan alam fikirmu, kembalilah ke alam nyata dan katakan “qaddarallah ma sya’a fa’al” semua telah menjadi takdir Allah, kehendak-Nya jualah yang akan terjadi.

—————
Mekah, Aziziyah 6 Zulhijjah 1439/ 17 Agustus 2018

Abu Fairuz My.