Tatkala Dia Mengkhianatimu

Sahabat..
Aku turut bersedih melihat badai yang memporak-porandakan biduk rumah tanggamu, yang membuat dirimu dan keluargamu hampir tenggelam dalam kuatnya arus.

Bidukmu telah tiris, pengayuhpun patah, sementara layar robek, pandanganpun kabur.

Belati pengkhianatan istrimu ku sadar melukai jantungmu, bahkan merobek-robeknya. Denyut kehidupanmu hampir saja berhenti disebabkan api kemarahan yang membakar dirimu.

Tapi itulah namanya kehidupan, penuh dengan ujian dan rintangan. Aku tak tau segalanya secara detail siapa salah siapa yang benar diantara dirimu dan keluargamu, yang kutahu bahwa berpisah dengan istri dalam waktu lama tidak baik bagi kedua belah pihak pada zaman fitnah Android dan medsos begitu merebak. Belum lagi lingkungan dan teman sekitar begitu kuat pengaruhnya pada seseorang. Siapa saja yang tak berupaya mencari lingkungan dan teman-teman yang baik, maka kuat potensi syaitan menjerumuskannya.

Sahabat..
Semua telah terjadi, tak mungkin mengulang waktu-waktu yang telah lewat, apabila istrimu telah benar-benar bertaubat dan dikau mampu memaafkannya dan membina kembali rumah tanggamu yang hampir karam, semoga Allah menyelamatkan kalian kembalilah padanya.

Tapi sekiranya kau tak sanggup untuk hidup bersama dengannya setelah pengkhianatan itu, dan masih meragukan tobatnya, apalagi iapun tak mau kau ajak pindah dari kampung halamannya untuk hidup bersama denganmu, maka berpisahlah dengan cara yang baik-baik. Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik bagi kalian berdua selepas berpisah.

Adapun pesimismu ingin segera mengakhiri hidup, bukanlah jalan orang-orang beriman dan ancaman azab kubur maupun siksa di neraka ada di depanmu, jika itu kau lakukan azab dan derita secuil yang kau rasakan sekarang, tak dapat menyamai siksa hidup setelah kematian.

Dunia ini luas, tak sesempit daun kelor, wanita banyak, tidak hanya seorang yang kau tahu. Optimislah menatap hidup, wassalam.

Sahabat kecilmu

Iwan

——
Mekah,Aziziyah 7 Zulhijjah 1439/18 Agustus 2018

Abu Fairuz My