Hati Yang Berpaling

Hati seseorang begitu mudah berpaling, melepaskan buhul kokoh yang menghubungkan antara dia dan Tuhan-Nya, manakala punya relasi, koneksi dan sandaran berupa makhluk yang berkuasa dan kaya raya.

Tawakkalnya pada Rabb pun semakin menipis harapannya pada Sang Pemilik jagad raya semakin mengendur, terkalahkan dengan dominasi makhluk lemah yang dianggapnya kuat.

Betapa tidak, sebab Allah dan pertolongannya adalah bab ghaib yang kasat mata, tak terlihat kecuali dengan kacamata iman. Sementara makhluk yang dianggap kuat olehnya terlihat nyata, kongkrit berharta dan berpangkat.

Karena itu tak usah heran bila manusia berlari mengejar orang kaya dan berkedudukan, mendekat, mencari simpati dan keridhoaan mereka. Menjilat dan membungkukkan tubuh untuk makhluk hina yang dianggapnya kuat.

Sekiranya dia sadar dan jernih hati mendudukkan masalah ini, niscaya tidak akan mungkin ia menghinakan diri, menaruh harapan dan impian pada makhuk hina sepertinya, meninggalkan Rabbul Alamin, Tuhan seru sekalian alam.

Tetapi kejahilan pada siapa Tuhan yang ia sembah, kroposnya iman dengan perkara ghaib, menjadi sebab makhluk lebih yakin bergantung pada makhluk daripada bergantung pada Sang Khaliq.

Anda yang memiliki relasi orang kaya, terhormat, berpangkat dan bermartabat, hati-hatilah jangan sampai tertipu dan menggantungkan asa pada mereka dengan meninggalkan buhul tempat bergantung yang maha kokoh, Allah pemilik seluruh makluk.

Berapa banyak yayasan, lembaga, sekolah, madrasah dan dakwah, berjalan terseok-seok diatas ketidak pastian, manakala mereka menoleh orang kaya dan berpangkat, dan mengabaikan hamba-hamba Allah yang lemah dan tak berpunya, yang boleh jadi satu jari telunjukknya bilamana diangkat ke langit dan bersumpah dengan nama Allah, niscaya pasti Allah kabulkan doanya.

Batam, 14 Rabiul Akhir 1444/9 Nov 2022

Abu Zubair Ahmad Ridwan My