Ternyata jalan ringkas hamba dalam mendekatkan diri pada Allah adalah jalan merendahkan diri di hadapan kebesaran Allah, menghinakan diri, merasa betapa lemah dan faqirnya dia kepada Rabbnya, betapa sedikitnya rasya syukur atas limpahan nikmat tuhannya, betapa banyak belitan dosa dan maksiat melumuri dirinya, betapa butuhnya ia pada Allah, tanpa Allah hancurlah dirinya, sesat dan binasa, tenggelam dalam dosa-dosa. Hanya rahmat Allah semata lah yang menyelimuti dirinya.
Diriwayatkan ada seorang hamba yang menyembah Allah berpuluh tahun lamanya, hidupnya hanya untuk Allah semata, sholat, berzikir dan bermunajat pada Allah hingga Allah cukupkan baginya rezeki, Allah tumbuhkan untuknya buah-buahan agar tak payah ia mencari rezeki.
Singkat cerita hamba tersebut telah menyembah Allah 70 tahun, ia berdoa pada Allah agar diwafatkan dalam keadaan sujud menyembah Allah, dan Allah mengabulkan permintaannya, iapun wafat ketika sedang bersujud.
Dihari kiamat Allah perintahkan malaikat untuk membawa hamba tersebut dan memasukkannya ke syurga dengan rahmat Allah semata: ”Malaikatku masukkan hambaku ke dalam syurga dengan rahmatku semata”.
Sang hamba protes dan menyangkal: ”duhai Rabb , masukkan aku ke syurga dengan amalanku” sang hamba merasa dirinya sudah banyak beribadah dan layak masuk syurga dengan ibadahnya.
Allah-Yang Maha Adil- perintahkan malaikat untuk menghitung nikmat-nikmat yang dia berikan pada sang hamba, malaikatpun mulai menghitung nikmat mata yang Allah berikan padanya.
Singkat cerita setelah dihitung ternyata nikmat mata yang Allah berikan tidak dapat terbayar dengan nilai ibadahnya yang tujuh puluh tahun, belum lagi nikmat-nikmat yang lainnya.
Akhirnya Allah perintahkan malaikatnya: wahai malaikatku, bawa hambaku dan campakkan ia ke neraka dengan keadilanku”, maka seketika sang hamba memelas dan berkata: ”Duhai Rabb masukkan daku ke syurgamu dengan rahmatmu semata” .
Allah yang maha pengasih segera berkata pada malaikatnya: ”malaikatku masukkan hambaku ke dalam syurgaku dengan rahmatku semata”. Maka iapun dimasukkan ke dalam syurga Allah dengan rahmat-Nya semata.
Ternyata tak ada apa-apanya amalan hamba menyembah Allah dibandingkan dengan karunia dan nikmat yang Allah berikan kepadanya.
Betapa tidak, siapa yang memberi hamba hidayah untuk beramal sholeh, siapa yang memudahkan segala sarana bagi sang hamba untuk beribadah, siapa yang memberikan kekuatan pada diri sang hamba untuk menggerakkan segala sendi, anggota badan, dan inderanya untuk mampu melaksanakan ibadah?
Semua datang sari Allah, jadi apalagi yang mau kita sombongkan dihadapan kebesaran-Nya?
Sahabatku, betapa kita selalu menyombongkan diri dihadapan kebesaran Allah, sombong dengan amal dan ilmu kita, sombong dengan pangkat dan jabatan kita, sungguh ini semua membinasakanmu di hadapan Allah.
Datanglah kepada Allah dengan rasa faqir, miskin, hina dina sebagai hamba yang tak pandai bersyukur dengan nikmat-Nya.
Jangan pernah datang menghadapnya layaknya anda seorang raja dengan kepongahan dan kesombongan seolah telah banyak memberikan nikmat pada Allah atas amal sholehmu.
Solo, PP Imam Bukhari, 28 Jumadis Tsani 1445/ 10 jan 2024
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My