Wanita Karir dan Karir Wanita

Karir wanita itu di rumah, di keluarga, bukan di luar rumah, di kantor, di perusahaan maupun di pabrik-pabrik.

Wanita karir itu sejatinya adalah wanita yang pandai dan cekatan mengurus suami dan anak-anak, pandai berkemas dan berbenah di rumah, setia dan siap selalu berkhidmat untuk keluarga.

Wanita karir senantiasa ada di rumah manakala anak-anak dan suami membutuhkannya. Dengan cekatan makanan siap tersaji, pakaian suami dan anak-anak tersetrika rapi, semua ruangan di rumah bersih tertata elok menyejukkan mata, kamar mandi harum mewangi.

Wanita karir itu sejatinya bukan yang hebat di luar rumah dengan segala sepak terjangnya yang mengagumkan orang di luar, namun jeblok nilainya dimata suami dan anak-anak.

Wanita karir itu sejatinya bukan yang menghabiskan waktunya di luar rumah, berbagi pada keluarga dengan sisa-sisa waktunya yang sudah tidak produktif lagi.

Apa guna pangkat dan jabatan disandang, uang dan emas dikumpul, tapi gagal dalam rumah tangganya. Dibenci suami dan anak-anak.

Apa guna sanjungan orang diluar bila kerja dirumah terbengkalai, baju-baju berserakan dimana-mana, dapur bak kapal pecah, kamar mandi dan ruangan tidur semraut, wajah yang dihidangkan pada suami dan anak-anak tinggalah ,wajah letih, lemah dan lesu.

Dimanakah keindahan dan kelembutan wanita sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya? Oh ternyata segala keindahan dan kelembutan telah tergadai di luar rumah untuk orang-orang yang kagum pada kecerdasan dan brilian akalnya.

Sebagian orang ada yang menjadi pahlawan di luar rumah, pahlawan bagi orang-orang yang satu server dengannya, pembawa perubahan dan pembawa cahaya, tapi tidak bagi orang di rumahnya, bagi mereka ia hanyalah kabus kegelapan dan lambang ke egoisan diri.

FENOMENA WANITA YANG SUDAH MENGAJI

Kini wanita yang sudah mulai mengaji tak mau kalah mengejar karir, mereka pergi ke sana ke mari dengan seabrek kegiatan sosial. Mulai dari kegiatan belajar quran yang bersanad, belajar bahasa arab, belajar di kuliah online, meeting, kopdar, buat konten, sibuk mengumpulkan follower dan sebagainya yang menyita dan menghabiskan waktu beserta energinya. Tinggalah rumah dan isinya tak diperhatikan, anak-anak dan suami diabaikan.

Aku hanya heran, mereka ini pada mau ke mana ya? Apa gerangan tujuan hidup mereka?
Tidak sedikit suami mengeluhkan perihal istri yang sibuk, mudah marah karena letih dengan kegiatannya.

Padahal sekiranya mereka tau, sadar dan paham bahwa pintu surga mereka itu adalah suami dan keridhoaan suami, dan neraka mereka adalah kufur pada nikmat yang di berikan suami, dan kemurkaan suami, niscaya mereka akan kembali berbenah dan kembali ke rumah.

Tak salah bila memang Allah perintahkan para istri untuk selalu berdiam di rumah dalam firmannya: “وقرن فيً بيوتكن “
“Hendaklah mereka menetap di rumah-rumah mereka”.

Karena merekalah penjaga gawang di rumah suami mereka. Masalahnya kini banyak gawang-gawang kaum muslimim ditinggalkan penjaganya.

Semoga Allah mengembalikan wanita ke rumah-rumah mereka, mengabdi pada suami-suami mereka dan menjadi inspirator besar lahirnya generasi yang berjiwa besar.

Batam, 13 Sya’ban 1445/ 23 Feb 2024

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My