Keberkahan Ilmu

Keberkahan Ilmu

Syeikh Ibrahim Ruhaili ditanyakan seseorang tentang dirinya yang telah “berkepala empat” dan telat menimba ilmu. Barulah ia sadar tentang pentingnya ilmu sekarang.

Syeikh menjawab bahwa tiada kata terlambat dalam menimba ilmu. Sekalipun seseorang akan segera binasa dan ia punya kesempatan untuk menimba ilmu, maka wajib baginya belajar.

Nabi sendiri baru diberikan wahyu yang mana itulah hakikat ilmu, ketika berusia 40 tahun, demikian juga para sahabat banyak yang baru belajar islam setelah 40 tahun. Menurut beliau bahwa usia 40 tahun adalah usia kematangan berfikir dan kesiapan jiwa.

Kata beliau belajar itu bukanlah berapa lama masanya, tetapi keberkahan yang dihasilkannya. Banyak orang-orang yang belajar sebentar tetapi memiliki ilmu yang berkah untuk orang banyak, dibandingkan sebagian orang yang belajar berpuluh tahun, tetapi tidak bisa membawa keberkahan dengan ilmu yang ia pelajari.

Betapa berharganya ilmu sehingga para ulama berselisih membandingkan keutamaan antara menimba ilmu, berjihad dan berzikir.

Jawaban yang paling tepat bahwa ilmulah yang paling utama, karena ia mengumpulkan seluruh amalan tersebut. Pada ilmu ada jihad dalam menimbanya. Pada ilmu juga terkandung zikir yang tiada berkeputusan.

Pernah murid Imam Malik ingin melaksanakan sholat sunnah padahal Imam Malik sedang membawakan hadis-hadis untuknya. Maka imam Malik menegurnya dan berkata:
اجلس فما أنت فيه خير إذا صلحت النية
Duduklah sesungguhnya apa yang kerjakan ini lebih baik sekiranya niatnya benar !.

So…
Jangan pernah merasa terlambat dalam menimba ilmu.

*resume soal jawab Syeikh Ibrahim Ruhaili
———-
Masjid Nabi-Madinah, 25 Rabiul Akhir 1437 H/ 04 Feb 2016

Abu Fairuz