Berkata Ibnu Mas’ud semoga Allah meridhoinya:”Aku tidak pernah menyesali sesuatu sebagaimana aku menyesali terbenamnya matahari sebagai pertanda berkurangnya ajalku,sementara amalku tidak bertambah.
Berkata Abu Bakar bin Iyash:”jikalah seseorang kehilangan dirhamnya, maka sepanjang hari dia akan menyesalinya dan berkata:”Inna lillahi aku telah kehilangan uang, sementara harinya yang berlalu tampa makna tidak pernah dia sesali, dan tidak pernah mengatakan:”Telah berlalu hariku tampa amal”.
Berkata Abu Ad-Darda’:”Wahai Anak Adam sesungguhnya dirimu adalah bilangan hari-hari,jika berlalu satu hari maka berkurang dan berlalu pula sebagian darimu.Wahai anak Adam sesungguhnya engkau terus-menerus menghabiskan jatah umurmu sejak engkau dilahirkan oleh ibumu. Apakah layak bergembira orang yang usianya menggiringnya kepada ajal, dan hidupnya yang akan berakhir dengan kematian?”
Apakah layak bergembira dengan dunia yang harinya berlalu menghabiskan bulan dan bulan berjalan mengerogoti tahun, dan tahunpun berlalu memakan umurnya….bagaimana bergembira orang yang umurnya menggiringnya ada kematian.
Berkata Alhasan Albashri:”Aku pernah menemukan suatu kaum yang begitu kikir dan perhitungan terhadap umur mereka daripada kikir dan berhitungnya mereka terhadap dirham yang mereka miliki”.
Berkata Bakr Alkazni [rh] :”Tidaklah berlalu satu haripun yang Allah keluarkan untuk penduduk dunia kecuali dia(hari) akan menyeru: ‘Wahai anak Adam, manfaatkan aku…boleh jadi tidak ada lagi siang bagimu setelah hari ini…tidak pula berlalu malam kecuali akan menyeru : “Wahai anak Adam manfaatkan aku…boleh jadi engkau tidak menemuiku lagi esok” .
Berkata Ar-Rabi’ bin Suliman [rh] :”Adalah Imam Syafii telah membagi malamnya menjadi tiga bagian: sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk sholat dan sepertiga lainnya untuk tidur”.
Pernah seseorang mengajak ‘Amir bin Abd Qais berbincang-bincang yang tidak bermanfaat, maka dia berkata:”silahkan berbual jika kau mampu menahan matahari”.
Berkata Alhasan Bashri [rh] :”Akah diperlihatkan kepada anak Adam umurnya yang dial lalui di dunia,maka setiap waktu yang berlalu sia-sia akan mendatangkan penyesalan yang berkepanjangan bagi dirinya.
Berkata Ibnu Mas’ud-semoga Allah meridhoinya:”Aku benar-benar membenci seseorang yang berleha-leha menganggur, tidak kreatif bekerja untuk dunia maupun akhiratnya.
Tatkala Abu Bakar bin ‘Iyash [rh] dalam sakaratul maut, maka Saudarinya menangisinya,tetapi beliau menghibur saudarinya sambil menunjuk kearah sudut kamarnya dan berkata:” tak perlu menangis, sesungguhnya aku saudaramu ini telah mengkhatamkan Alquran disudut kamar itu sebanyak delapan belas ribu kali.
Berkata Malik bin Dinar [rh] :” sesungguhnya malam dan siang adalah perbendaharaan yang berharga, maka lihat apa yang kalian lakukan pada keduanya.
Adalah Imam Nawawi-semoga Allah merahmatinya- pernah selama dua tahun tidak pernah berbaring meletakkan lambungnya di atas bumi, karena itu beliau memiliki banyak hafalan.
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang dapat memanfaatkan waktu dan menjauhkan kita dari kelalaian,amin ya Rabbana.
Batam, 17 sept 2011 bertepatan dengan 18 syawwal 1432 h
Abu Fairuz Ahmad Ridwan
subhanallah sungguh menyentu hati ustad ana penggemar ceramah antum kapan antum bisa ceramah dijakarta barokalloh fikum ustad salam kenal
masya allah….semoga Allah menyatukan hati-hati kita di atas manhaj ini,barakallah fiikum
Assalaamu’alaikum…
Ustadz Abu Fairuz ana ijin copas artikel ini…
Jazakallahu khair…