KEMESRAAN YANG TERLARANG
Kemesraan suami istri adalah hak paten antara kedua pasangan yang tidak layak dipertontonkan dan di informasikan kepada khalayak ramai.
Apalagi sampai (maaf) adegan “pelukaan dan ciuman” yang hakikatnya rahasia yang wajib disimpan dalam memori keduanya, menjadi tontonan gratis di medsos dan komsumsi vulgar semua kalangan dan semua umur, akan lebih runyam lagi perkaranya. Khawatir masuk dalam sabda Nabi yang dinukil oleh Abu Said Alkhudri
” إن من أشر الناس عند الله منزلة يوم القيامة الرجل يفضي إلى امرأته وتفضي إليه ثم ينشر سرها.” رواه مسلم.
Sesungguhnya sejelek-jelek kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang laki yang bermesraan(bercumbu) dengan pasangannya(istri) dan wanita itupun melakukan hal yang sama dengannya, kemudian sang pria men-share menyebarkan adegan yang bersifat rahasia tersebut. HR. Muslim.
Berkata Imam Nawawi:
” فيه تحريم إفشاء الرجل ما يجري بينه وبين امرأته من أمور الاستمتاع ووصف تفاصيل ذلك، وما يجري من المرأة فيه من قول أو فعل ونحوه.”
“Hadis tersebut adalah penjelasan tentang haramnya men-share-menyebarkan apa yang terjadi antara seorang laki-laki dengan istrinya berupa adengan mesra dan cumbu rayu dengan vulgar dan rinci, ataupun ungkapan dan perlakuan mesra sang wanita maupun yang sejenisnya”. HR. Muslim.
MENGOBRAL KEMESRAAN DI FB, dapat mendatangkan petaka bagi orang banyak, karena dunia medsos adalah dunia tanpa batas umur. Alangkah malangnya para pemuda-pemudi yang belum mampu menikah melihat adegan mesra tersebut dan dapat memacu mereka untuk melakukan adegan serupa pra pernikahan. Karena itu Anda tak perlu heran ketika generasi muda mencontohkan hubungan vulgar tersebut dan mengeksposenya dengan bangga di jejaring sosial, berefek terjadinya kemaksiatan masal.
PAMER KEMESRAAN akan menghilangkan sifat iffah(rasa malu), yang diperintahkan dalam agama untuk dijaga dan dipelihara. Ketika sifat malu ini tercabut, maka lepaslah kemanusiaan manusia dan berganti dengan “kebinatangan” sebagaimana yang telah menjadi pada kaum kuffar.
MENGEKSPOSE KEMESRAAN adalah sarana memperluas ghibah bagi yang melihat adegan tersebut dengan komentar-komentar mereka yang negatif jika ternyata pasangan itu buruk rupa, berpenampilan aneh…dst. Sekaligus sebagai ajang riya bagi kedua pasangan yang sedang selfi tersebut mengharapkan pujian dan sanjungan manusia.
MENJAJA KEMESRAAN DI MEDSOS memicu kecemburuan pihak lain yang belum seberuntung orang yang dia lihat, efek jeleknya misa mendatangkan hasad, dengki dan terkadang kedengkian tersebut tersalurkan melalui wabah “ain” sihir, santet dan semacamnya.
MEMAJANG KEMESRAAN DI MEDSOS, hakikatnya sifat kekanak-kanakan yang dilakukan orang dewasa demi menuai pujian dan sanjungan. Menunjukkan orang tersebut tidak percaya diri, bahkan “adengan kemesraan” tersebut hanyalah kamuflase dari rumah tangga yang “gagal mesra” dalam kehidupan nyata, karena itulah ditampakkan dan dipertontonkan dihadapan khalayak ramai untuk menutup kekurangan tersebut.
Hanya kepada Allah kita bermohon, semoga Allah memperbaiki kondisi kaum muslimin dan akhlak mereka utuk mengikuti jejak Nabi dan Para sahabatnya.
* hadiah buat sahabat ahli selfi
——————————
Batam, 24 Ramadhan 1437/ 29 Juni 2016
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My