
Yakin adalah buah iman tertinggi yang membuat seseorang hanya percaya dan bergantung pada Allah semata, keyakinan bahwa dia saja yang mampu mewujudkan segala harapan dan mimpi hamba dan percaya bahwa hanya Dia semata yang dapat menjauhkan dirinya dari segala marabahaya .
Keyakinan total hanya bergantung sepenuh hati pada Allah dan memasrahkan diri hanya padanya ini disebut disebut dengan tawakkal.
Buahnya adalah Allah akan mencukupinya dari segala bentuk kekurangannya, Allah berfirman:
ومن يتوكل على الله فهو حسبه
“Siapa yang bertawakal pada Allah maka Allah akan mencukupinya”.
Tawakkal akan mengajarkan hamba bahwa menoleh dan berharap pada makhluk hanyalah menabur benih kecewa di hamparan tanah ketidak pastian.
Pelajaran hidup manusia, sangatlah panjang berkisah tentang kekecewaan yang bertimpa-timpa manakala harapan digantungkan pada makhluk yang bernama manusia.
Di janjiin, di PHP (pemberi harapan palsu), ditipu, dikhianati teman dekat, ditelikung kawan seiring, disalip, hingga difitnah adalah buah berharap pada manusia.
Jadi, bila kau ingin sesuatu apapun yang kau berhajat padanya, langsung saja minta pada Allah, bersimpuh dihadapan-Nya, gelar sejadahmu, merintih dalam harap dan doamu, menangislah dalam sujudmu.
Jadilah engkau dengan Allah bagaikan seorang anak kecil yang bergantung pada ibunya. Ia tidakkan pernah berlari kecuali pada sang ibu; tidak akan pernah tenang dan diam kecuali dalam dekapan sang ibu; tidak akan merintih manakala sakit kecuali menyebut nama sang ibu.
Bahkan bila kau sadar Nabi pernah mengatakan bahwa Allah lebih sayang pada hambanya melebihi sayangnya ibu pada anaknya.
Duhai dikau yang dilanda masalah ekonomi, masalah asmara dan rumah tangga, masalah keluarga, masalah kerja dan usaha, masalah dikhianati dan dikibuli, janganlah berlari kecuali pada Allah, dan padanya ada jawaban apa yang kau minta.
Allah menyuruhnya berlai padanya, mengapa pula kau berlari pada manusia yang lemah sepertimu? Sementara Allah sudah berpesan
ففروا إلى الله
“maka berlarilah pada Allah”, bukan pada manusia.
Allah juga yang suruh kembali padanya, mengapa pula kau kembali pada hamba sepertimu:
“وأنيبوا إلى ربكم وأسلموا له”
Dan segeralah kembali pada Rabb kalian dan berserah dirilah pada-Nya”.
Kawan, apa yang kukatakan ini bukanlah sekedar omong kosong dan bualan belaka, banyak sekali lembaran sejarah para Nabi dan orang soleh telah membuktikannya, bahkan mungkin sebagian kita pernah mengalaminya.
Bisikkan asamu pada-Nya, titipkan mimpimu padanya, bermunajat lah dan ratapi kebodohanmu, kekerdilanmu, kesombonganmu, di hadapan kebesaran dan keagungan-Nya.
Tangisi kemiskinanmu, kefakiran mu, kehinaanmu dihadapan kemuliaan dan kebesarannya. Pasti kau kan menemukan cahaya di kegelapan belantara hatimu yang penuh kenaifan. Mari bangun yakin dan tawakkalmu hanya pada Allah.
Burung besi, di atas langit Sumatera
28 Muharam 1447/ 21 Sep 2025
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My