Tempat Bergantung Yang Maha Kokoh

Pelajaran kehidupan, sarat dengan pengalaman-pengalaman pahit yang tergores dalam catatan hati mengajarkan bahwa bergantung pada makhluk itu kan selalu menuai benih-benih kecewa yang tertanam di bilik hati.

Kekecewan ini kan terus menerus menumpuk, sehigga membuat hidup penuh dengan kegelisahan, kegalauan, dan kesedihan.

Bila hari ini kau dikecewakan makhluk, pastikan esok atau lusa sejarah kan mengulangi dirinya. Perasaan remuk redam kan selalu menghampirimu setiap sikap dan tingkah laku orang yang kau harap dan kau percaya menyelisihi realita.

Buah dari kekecewaan itu, tak jarang membuat orang stres, depresi, bahkan ada yang nekat-nauzubillah– mengambil jalan pintas mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Sobat, maukah dikau kuberitahukan tempat bergantung nan maha kokoh, yang takkan terlepas buhulnya, takkan mengecewakannmu selamanya? Dialah Allah Rabbul Alamin, Zat yang senantiasa memberikan padamu apa yang terbaik yang kau butuhkan, bukan segala apa yang ingin kau dapatkan. Karena tak setiap yang ingin kau raih itu baik bagimu meski engkau tak sadar dan faham.

Hanya dengan bergantung pada-Nya, hatimu kan selalu tentram, tenang, pasrah, lapang menerima segala skenario yang telah ia setting dalam catatan takdir.

Selalulah yakin bahwa makhluk itu, bukan tempat bergantung dan berharap yang kokoh dan layak, ia sepertimu yang penuh dengan kenaifan dan kekerdilan.

Tetaplah kau ambil sebab, berikhtiar dengan maksimal, selepas itu serahkan pada-Nya, dan tanam selalu dalam dirimu keyakinan, bahwa Dia-Zat yang Maha tinggi-Rabbmu, tidak akan pernah menginginkan keburukan bagimu dari peristiwa kegagalan yang kau alami, apalagi berniat menzalimimu.

Apapun hasrat dan keinginan yang terluput darimu adalah bentuk ihsan-Nya padamu, dan kasih sayangnya yang berlimpah, dan ilmunya yang dalam bahwa hal tersebut tidak baik bagimu, karena Dia telah mempersiapkan hal-hal dan keadaan yang lebih baik dari apa yang kau harapkan dan sangkakan.

Bojong kulur, 19 Rabiul Awwal 1444/15 Okt 2022

Abu Zubair Ahmad Ridwan My