Jujurlah Anda akan selamat

Jujur yang menyelamatkan
Sufyan At-Tsauri menceritakan bahwa ada seorang tua yang sangat terkenal dengan kejujurannya berasal dari suku Asyja’ bernama Rib’iy. Seluruh sukunya mengenalnya sebagai sosok yang tidak pernah berdusta selama hidupnya.

Suatu ketika Gubernur Hajjaj bin Yusuf At-Tsaqafi yang terkenal degan kekejaman dan kelalimannya mendengar dari seseorang suku Asyja tentang kesohoran Rib’iy yang tidak pernah berdusta, dan melaporkan bahwa kedua puteranya yang diperintahkan untuk pergi perangو melarikan diri menghindar dari seruan tersebut bersembunyi di dalam rumahnya, sementara kebiasaan bengis Hajjaj membunuh setiap orang yang tidak mematuhi perintahnya.

Berkata lelaki yang melaporakan perihal kejujuran Rib’iy kepada Hajjaj: “Wahai Panglima semua kaumnya mengangap Rib’iy tidak akan pernah berdusta, tapi sekarang ku yakin dia akan berdusta padamu, utuslah pasukanmu ke rumahnya untuk menanyakan kedua puteranya yang enggan berperang bersamamu, sesungguhnya keduanya ada di dalam rumahnya dan dia pastihari ini akan berdusta terhadap para pengawalmu untuk melindungi kedua puteranya”.

Maka Hajjaj segera mengutus pengawalnya ke rumah rib’iy untuk membuktikan kebenaran ucapan orang tersebut. Sesampainya di depan rumah para pengawal Hajjja segera bertanya kepada Rib’iy: Dimana kedua puteramu bersembunyi?, Rib’iy dengan penuh kejujuran menjawab:”keduanya ada di dalam rumah”.

Dengan kejujuran orang tua tersebut,, Hajjaj terharu dan membebaskan kedua puteranya dari ancaman kematian, dan semangkin yakinlah kaum Ribiy- suku Asyja’- bahwa beliau tidak akan pernah berdusta.

Subhanaallah, betapa mahalnya kejujuran dan betapa dahsyatnya buah yang di dapat darinya sekalipun tampak pahit bagaikan buah hanzal. Lihatlah bagaimana kejujuran sanga ayah telah menyelamatkan dua pemuda tersebut dari kematian.

“Jujur anda terbujur” benarkah ?
Banyak orang menganggap bahwa dengan dusta dia akan mencapai tujuan dan ambisinya, sebaliknya jujur akan menjadi pengalang baginya untuk meraih apa yang dicita-citakan,bahkan moto hidup mereka adalah” jujur terbujur”, maksudnya siapa yang jujur pasti akan tersingkir.

Dalam realita kehidupan, terkadang ungkapan di atas seolah terbukti, siapa yang jujur pasti disingkirkan , yang pintar melakukan tipu muslihat, karirnya terangkat dan terhormat. Apalagi seperti zaman kita ini, sangatlah sesuai dengan apa yang telah disabdakan Nabi-shallalah a’laihi wa sallam:

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّة (رواه ابن ماجة وأحمد )

“Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan, para pendusta dianggap orang jujur sementara orang yang jujur dituduh pendusta, zaman ketika diberikan amanah kepada orang yang berkhianat, sementara orang yang amanah akan diaggap berkhianat, zaman tatkala yang patut berbicara adalah para ruwaibidah, maka ditanyakan kepada Nabi: apa itu ruwaibidhah?beliau menjawab: orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak”.HR. Ibnu Majah dan Ahmad.

Benarkah semboyan” Jujur Terbujur” di atas??. Jawabannya adalah “Tidak”. Walaupun tampaknya dusta itu dapat menyelamatkan seseorang, tetapi sifatnya sementara…lambat laun kedustaannya akan terbongkar, boroknya akan tersingkap, seiring dengan itu pujian yang dia peroleh akan berubah menjadi celaan dan hinaan.

“Sepandai-pandai tupai melompat suatu saat akan terjatuh jua”, itulah ungkapan pribahasa kita yang menunjukkan sehebat apa kejelekan disembunyikan, lambat laun akan diketahui juga. seandainya dustanya berhasil dia sembunyikan di dunia , kelak di hari kiamat akan permaklumkan kepada orang banyak segala kebusukannya, pada hari segala yang disembunyikan manusia akan terungkap, Allah berfirman:

يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ [الطارق : 9]

“Pada hari disingkap segala yang di rahasiakan”. QS. At-Thariq: 9

Berkata Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas: “yaitu akan ditampakkan segala yang tersembunyi di dalam dada manusia. Dalam hadis yang terdapat di sahih Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda:
“يُنْصَب لكل غادر لواء عند اسُتِه يوم القيامة، فيقال: هذه غَدْرة فلان ابن فلان”

“ akan dipancangkan kelak pada hari kiamat bendera dibokong para pendusta dan akan diserukan: inilah penghianatan si pendusta fulan bin fulan”.

Lihatlah betapa lihainya kaum munafiq di masa Rasulullah berdusta untuk menyelamatkan diri dan mencapai tujuan-tujuan mereka….toh akhirnya borok mereka tersingkap dan celaan terhadap mereka diungkapkan dalam bentuk Alquran yang dibaca sepanjang zaman. Karena itulah diantara syarat sahnya ucapan syahadat seorang adalah”jujur” dan sebaliknya pembatalnya adalah”dusta”.

Allah telah menempatkan kaum munafiq di kerak neraka yang paling bawah atas balasan kedustaan mereka dalam firmannya:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا )النساء: 145)

“Sesungguhnya orang-orang munafiq di kerak neraka terendah dan kamu tidak akan pernah mendapatkan bagi mereka seorang penolongpun.QS. An-Nisa: 145.

Bergabunglah bersama orang-orang yang jujur
Diantara bentuk rahmat Allah, bahwa Allah tidak menuntut kita agar termasuk kedalam golongan orang-orang yang jujur, karena beratnya kejujuran, tapi Allah-subhahanahu wata ‘ala- hanya menuntut kita untuk ikut menyertai orang –orang yang jujur,sebagaimana firmannya:

يَـۤأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَ كُونُواْ مَعَ ٱلصَّادِقِينَ .

“wahai orang-orang beriman takutlah kepada Allah dan jadilah kalian senantiasa bersama orang-orang yang jujur”. QS. At-Taubah :119.

Maksudnya…tatkala anda senantiasa berteman dengan orang-orang yang jujur, niscaya anda akan terpengaruh mengikuti jejak dan karakter mereka, sebaliknya berteman dengan para pendusta menggiring anda akan menjadi pendusta sepeti mereka.

Jujur terhadap Allah
Ibnu Katsir meyebutkan dalam “sirahnya” dari berbagai jalur bahwa ada seorang budak hitam berasal dari Khaibar sedang mengembalakan kambing milik tuannya, melihat penduduk Yahudi Khaibar sibuk membawa senjata maka, dia bertanya kepada mereka: apa yang akan kalian lakukan? Mereka menjawab: kami akan memerangi orang yang mengaku dirinya Nabi(Muhammad).

Mendengar itu kata “Nabi” seketika tergerak hatinya untuk menemui Rasulullah, dengan menggiring domba-dombanya dia menjumpai Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan bertanya: apa yang anda serukan? Rasulullah menjawab:menyeru anda kepada Islam, bersaksi bahwa tiada Ilah yang hak disembah kecuali Allah , dan bersaksi bahwa aku adalah Rasul utusan Allah dan janganlah kau menyembah kecuali kepada Allah.

Hamba itu berkata: apa gerangan balasannya jika aku mengucapkan hal itu dan aku beriman kepada Allah? Rasulullah menjawab: bagimu surga seandainnya kau mati di atas kalimat itu. Dia segera memeluk Islam dan berkata: Wahai Nabi utusan Allah sesungguhnya kambing-kambing ini adalah amanah bagiku. Maka Rasulullah menjawab: antarkan dia kepada pemiliknya.Maka dia menggiring kambing-kambing tersebut kepada tuannya, dan tahulah orang Yahudi bahwa budak itu telah masuk Islam.

Ketika peperang khaibar, dia turut beserta Rasulullah dan di tempatkan di bagian belakang sebagai penjaga punggung kaum muslimin agar tidak di serang musuh. Tatkala peperangan usai dan Rasulullah membagi-bagikan harta rampasan perang kepada para tentara, beberapa sahabat mendatangi budak itu dan memberikan kepadanya bagian dari harta rampasan perang sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah.

Tatkala mereka menyerahkan padanya harta tersebut dia bertanya: apa yang kalian berikan ini? Mereka menjawab: ghanimah untukmu dari Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka dia menjawab: Demi Allah bukan untuk ini aku ikut berperang, tetapi aku ikut dalam pertempuran ini agar aku mati syahid dan di tikam ditempat ini-dia menunjukkan arah bawah dagunya-lantas dia pergi membawa harta tersebut ke hadapan Nabi dan kembali bertanya: Wahai Rasulullah, harta apa ini? Nabi menjawab: bagianmu dari harta rampasan perang.

Dia berkata: Demi Allah ya Rasulullah, bukan untuk ini aku ikut berperang, tetapi aku ikut dalam pertempuran ini agar aku mati syahid dan di tikam ditempat ini-dia menunjukkan arah bawah dagunya- dan dengannya aku bisa masuk surga.Maka Rasulullah menjawab: Seandainya apa yang kamu katakan itu jujur (dari dalam hatimu)maka pasti Allah akan benarkan apa yang kau katakan”.

Pertempuranpun berkecamuk dan kaum muslimin berhasil mengalahkan orang-orang Yahudi. Usai peperangan Rasulullah memerintahkan untuk mengumpulkan pasukan Islam yang gugur, beberapa orang sahabat membawa tubuh budak hitam tersebut kepada Rasulullah dalam keadaan tewas tertikam ditempat mana yang dia tunjukkan kepada Rasulullah.

Tatkala Rasulullah diberitahukan tentang kematiannya beliau sempat bertanya kepada para sahabatnya: apakah benar hamba itu adalah budak hitam yang kemarin?? Mereka menjawab: benar ya Rasulullah.

Jenazah itu di letakkan di hadapan Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara Rasulullah mengamati luka tikaman tepat di bawah dagunya sebagaimana yang dia isyaratkan. Ketika itu Rasulullah berkata:

صدق الله فصدقه

“ dia jujur kepada Allah maka Allah benarkan apa yang dia katakan”.


Kejujuran pada Allah yang menyelamatkan

Dalam kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar dalam sahih bukhari dan Muslim dari Rasulullah…. kita mengetahui, betapa kejujuran mereka dalam beramal hanya untuk Allah yang dapat menyelamatkan mereka dari bongkahan batu besar gunung yang menutup pintu gua mereka. Tidak kah mereka berkata ?:

وَاللَّهِ يَا هَؤُلَاءِ لَا يُنْجِيكُمْ إِلَّا الصِّدْقُ فَليَدْعُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْكُمْ بِمَا يَعْلَمُ أَنَّهُ قَدْ صَدَقَ فِيهِ

” Demi Allah wahai saudara-saudaraku, tidaklah ada yang dapat menyelamatkan kalian kecuali kejujuran kalian dalam beramal, maka hendaklah tiap dari kalian berdoa meminta kepada Allah dengan amalan yang dianggapnya dia benar-benar melakukannya jujur kepada Allah.”

Maka tiap dari mereka masing-masing berdoa meminta kepada Allah dengan amalan mereka yang paling jujur hanya untuk Allah, yang pertama berdoa dengan kebaikannya mengembangkan gaji milik karyawannya sehingga menjadi ternak yang beranak pinak dan memenuhi lembah, tatkala karyawannya datang meminta upah kerja, maka seluruh ternak yang ada diantara dua gunung tersebut diserahkannya kepada pekerjanya.

Adapun yang kedua berdoa dengan baktinya kepada kedua orang tuanya, bagaimana dia berupaya mengantarkan susu kepada kedua orang tuanya tiap malamnya, namun sayang hari itu dia terlambat setelah berjalan jauh mencari kambingnya yang tersesat, baru pulang larut malam, sementara dia mendapati kedua orang tuanya dalam keaadaan lelap tertidur dan dia tidak inggin mendahulukan anak-istrinya untuk meminum susu itu dari keduanya hingga anak-anaknya menagis kelaparan, ketika fajar barulah keduanya bangun dan diberikannya susu.

Yang ketiga berdoa dengan keikhlasannya meninggalan maksiat perzinahan, padahal dia mampu melakukannya dan telah berada diatas kedua paha sepupu yang dicintainya. Dalam kondisi seperti itu sepupunya mengingatkannya:Wahai abdullah takutlah kepada Allah dan janganlah kau rusak keperawanan ini kecuali dengan hak(pernikahan), maka seketika dia tinggalkan gadis yang dicintainya itu karena Allah, padahal dia telah memberikan gadis itu seratus dinar.

Bukankah dengan modal kejujuran mereka pada Allah dalam beramal yang menyelamatkan mereka??.

Orang mukmin tidak akan berdusta
Abu Darda pernah bertanya kepada Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagiamana disebutkan dalam Tahzib Atsar karya imam Thabari:

يا رسول الله ، هل يسرق المؤمن ؟ قال : « قد يكون ذلك » . قال : فهل يزني المؤمن ؟ قال : « بلى ، وإن كره أبو الدرداء » قال : هل يكذب المؤمن ؟ قال : « إنما يفتري الكذب من لا يؤمن ، إن العبد يزل الزلة ثم يرجع إلى ربه فيتوب ، فيتوب الله عليه » تهذيب الأثار للطبري.

“Wahai Rasulullah, Apakah seorang mukmin itu bisa tergelincir untuk mencuri? Rasulullah menjawab:” Boleh jadi”. Abu Darda melanjutkan: bisakah orang mukimin tergelincir hingga berzina? Rasulullah menjawab:”boleh jadi walaupun Abu Darda tidak suka mendengarnya”. Abu Darda kembali bertanya: apakah seorang mukmin itu berdusta? Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya yang nekat berdusta hanyalah orang yang tidak beriman, sesungguhnya seorang hamba jika tergelincir dia akan segera bertaubat kepada Rabbnya dan Allah akan menerima taubatnya”.

Bencana dusta
Alangkah bahayanya dusta, karena itulah Islam mengharamkannya dan menjadikannya sebagai jalan tol menuju nereka. Diantara bahaya dusta:Allah akan 1.menjauhkan pelakunya dari hidayah. Allah berfirman:

إن الله لا يهدي من هو مسرف كذاب

“Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah kepada orang yang melampaui batas dan pendusta”. QS. Ghafir: 28.Dijauhkan dari rahmat Allah dan 2.dilaknat pelakunya, Allah berfirman:

لعنة الله على الكاذبين

“Ketahuilah seseungguhnya laknat Allah akan ditimpakan kepada para pendusta”. QS.Al-Imran: 61.Menggiring seorang ke jurang neraka. Bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إياكم والكذب فإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار، وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عند اللَّه كذابًا

“Janganlah kalian berdusta, sebab dusta itu akan menngiring pelakunya kepada kejelekan dan sesungguhnya kejelekan(dosa-dosa) akan menggiring seseorang ke neraka, dan tidaklah seseorang itu berdusta dan membiasakan berdusta hingga akhirnya tertulis di sisi Allah bahwa dia adalah seorang pendusta”. HR. Bukhari dan Muslim.

3.Dusta adalah kunci kemunafikan, sebagaimana Rasulullah menyebutkan :

أربع من كن فيه كان منافقًا خالصًا، ومن كانت فيه خلة منهم كانت فيه خلة من النفاق حتى يدعها: إذا حدث كذب، وإذا عاهد غدر، وإذا وعد أخلف، وإذا خاصم فجر

“Ada empat perkara jika terdapat dalam diri seseoang dia akan dianggap munafik secara murni, jika terdapat satu perkara dalam dirinya berarti dia memiliki satu tanda kemunafikan, yaitu: jika berbicara dia berdusta,jika diberi amanah dia khianat, jika berjanji dia pungkiri, dan jika mendebat dia berkata-kata kotor. HR, Bukhari dan Muslim.

4.Dusta adalah penghianatan besar, sebgaiman Nawaas bin Sam”an mereiwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

كبرت خيانة أن تُحدث أخاك حديثًا هو لك مصدق وأنت له كاذب

“Alangkah besarnya penghiantanmu jika kau beritakan kepada sahabatmu suatu berita dan dia membenarkan apa yang kau katakan semntara engkau berdusta padanya”. HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang baik.

5.Orang yang berdusta dalam kekhawatiran dan keresahan. Bersabda Rasulullah:

دع ما يريبك إلى ما لا يريبك فإن الصدق طمأنينة وإن الكذب ريبة

“Tinggalkan apa yang kau ragu kepada apa yang tidak kau ragukan, sesungguhnya jujur adalah ketenangan dan dusta adalah kekhawatiran. HR. Tirmizi dan dishahihkan imam Albani.

6.Dusta akan menghilangkan keberkahan. Berkata Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam:

البيعان بالخيار ما لم يتفرقا، فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما، وإن كذاب وكتما مُحقت بركة بيعهما

Jual beli itu dengan hak untuk khiyar(boleh dilanjutkan atau di batalkan) selama keduanya belum berpisah, seandainya keduanya jujur dan berterus terang menjelaskan(barang yang akan dijual belikan) maka akan diberikah keberkahan bagi keduanya dalam jual beli mereka seandainya keduanya berdusta dan menyembunyikan (aib barang yang dijual belikan) maka akan dicabut keberkahan bagi keduanya.

Diantara dusta terbesar adalah menuduh seorang mukmin berzina tampa bukti

Seseorang yang dalam dirinya menyimpan kemunafikan, akan begitu bahagia jika melihat orang yang dia benci rusak harkat dan martabatnya. Atas dasar kebencian seseorang nekat berdusta menuduh dan mencemarkan nama baik seorang mukmin- yang tidak pernah terlintas sedikit juapuan dalam benaknya untuk berzina- bahwa dia telah berzina- nauzubillah min zalik.

Lihatlah kebencian Ubay bin Salul-gembong munafik di Madinah-nekat menuduh Aisyah- Istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah berzina dan berselingkuh dengan salah seorang sahabat Nabi yang begitu lugu dan polos Shafwan Bin Mu’attil.

Lihatlah dampak isu dusta ini, telah mengoyak-ngoyak rumah tangga Rasulullah, bahkan hampir-hampir mempengaruhi sebagian orang beriman untuk ikut turut melariskan berita dusta ini. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“sesungguhnya orang-orang yang datang membawa berita dusta adalah sekelompok kecil dari kalian, janganlah kalian menganggap jelek bagi kalian, tetapi baik bagi kalian, bagi setiap orang dari mereka (yang menyebarkannya) akan mendapat bagian dari dosa,adapun yang pertamakali menyebarkannya diantara mereka baginya azab yang pedih”. QS. An-nur:11.

Zina adalah dosa yang sangat keji, sehingga Allah-subhanahu wa ta’ala- mensyaratkan bagi siapa saja yang menuduh seseorang berzina untuk mendatangkan empat saksi, jika tidak maka orang yang menuduh tersebut akan diancam dera delapan puluh kali dan dianggap pendusta, fasiq dan tidak akan pernah diterima lagi kesaksiannya. Tentunya hal ini untuk menjaga kehormatan seorang muslim agar tidak tercemar nama baiknya dan dicap sebagai penzina.

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلَا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang suci (berzina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali cambuk, dan jangan pernah kalian menerima lagi kesaksiannya selamanya dan mereka itu adalah orang-orang fasik. QS. An-Nur: 4.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita agar dapat berkata jujur dan adil dalam segala keadaan, dan menjaga lisan kita untuk tidak berdusta, sesungguhnya Allah Maha mendengar dan mengabulkan doa para hambaNya. Wallahu A’lam , semoga salawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi kita Muhammad,para keluarga dan sahabatnya.

Jeddah, 6 Zulhijjah 1433/ 19 Okt 2012-10-19

Abu Fairuz Ahmad Ridwan Muhammad Yunus