Sebut saja namanya Abdullah, sekalipun itu bukanlah nama Aslinya yang sengaja kusimpan.
Kisah ini berawal dari petualangannya dalam mencari kebenaran dari satu firqah ke firqah yg lain hingga pernah terjebak dalam faham takfir yang membuat dirinya mengkafirkan seluruh bangsa Indonesia yg katanya”ridho berhukum thagut dan tunduk pada pemerintah yg toghut dan kafir”.
Tidak puas dengan mengkafirkan rakyat Indonesia….bahkan dia turut mengkafirkan kedua orang tuanya karena tidak mau baiat dng ustadznya.
Dia menuturkan sendiri kisahnya: ”
Setelah menerima doktrin takfir….aku pulang ke kampung halamanku yg terletak di Panti -perbatasan antara Sumbar dam Sumut.
Sesampainya di kampung halaman aku merasa berkewajiban untuk menyelamatkan ibu bapaku dari kekafiran,tanpa ragu2 kuterangkan kp mrk kewajiban baiat kpd ustadzku dan kewajiban mengkafirkan pemerintah RI yg thagut dan seluruh bangsa indonesia, bahkan kuancam mereka jk tidak ikut pahamku,berarti keduanya putus hubungan dng ku dan mrk tidak lagi kuanggap orang tua.
Aku masih ingat betapa marahnya sang ayah ketika aku mengkafirkannya…dng geram dia membuka bajunya dan serasa inggin menerkamku dan membunuhku.
Lebih dahsyat lagi ekspresi ibuku….sampai2-maaf-dia mengeluarkan susunya dan menyumpahku sembari berkata….”dng air susu ini kau kubesarkan , kini kau malah mengkafirkan ibumu.”
Dengan tanpa ekspresi
penyesalan aku tinggalkan kampung halamanku dan dng itikad bhw aku kini tdk lagi memiliki ibu bapak krn keduanya telah kafir.
Bertahun-tahun aku memutuskan hubungan dgn krabat dan handai tolan,dng temann dan sanak famili,bahkan dgn seluruh bangsa indonesia -kecuali kelompokku-saja ,aku berlepas diri.
Tidak sampai disitu saja,bahkan aku mengeluarkan kedua puteraku dari sekolah mereka dgn alasan seluruh sekolah di negeri ini rela berhukum thagut dan wajib dimusuhi dan berlepas diri. Hingga kini terpaksa keduanya putus sekolah.
Aku masih ingat tatkala berkembang kasus penangkapan terhadap teroris…ketika itu jamaah kajian kami terpaksa pindah-pindah tempat utk menghindari kecurigaan aparat.
Hingga akhirnya aku mendapatkan hidayah utk menempuh jalan salafus sholeh melalui radio dakwah “Hang fm Batam.
Kini sekangkah demi selangkah aku berupaya memperbaiki kesalahanku, semoga Allah memberikan keistiqomahan hingga akhir hayatku.
BATAM,23 JUMADA ULA 1435 H/25 MARET 2014 M.
DINUKIL KEMBALI OLEH ABU FAIRUZ DARI SALAH SEORANG IKHWAN PEMILIK KISAH INI DENGAN REDAKSI BEBAS