BAGAIKAN KEDUA BELAH TANGAN ABU LAHAB
“Lidah lebih tajam daripada pedang”, itulah ungkapan bijak generasi terdahulu, yang kini telah ter-mansukh-kan(terhapus) dengan kecanggihan zaman.
Di era kini-era Android dan gadged-ternyata ketajaman lidah tidak sebanding dengan ketajaman tangan yang menari-nari di atas keyboard.
Ketajaman WA, FB, LINE, TWITTER dan semacamnya, jauh lebih dahsyat dari Katana yang dimiliki para Ninja dalam adegan-adegan film laga Jepang.
Tak harus pergi jauh-jauh untuk mencincang-cincang kehormatan seseorang, cukup duduk dan diam sejenak ditempat maka akan muncullah tikaman-tikaman yang merobek-robek harga diri penguasa maupun para ulama; memfitnah dan mengadu domba sesama rakyat jelata; mengghibah dan memecah belah antara keluarga dan masyarakat.
Rakyat melawan aparat; istri melawan suami; murid melawan guru, anak melawan orang tua…dst, tak perlu sibuk berhadap-hadapan, cukup dengan kelihaian dua tangan yang menari-nari di atas tuts keyboard…maka terwujudlah keinginan, terlampiaskan dendam, dan tersalurkan kemarahan.
Ketajaman dua tangan ini, cepat atau lambat, sangat berpotensi meruntuhkan bangunan negara, agama, rumah tangga maupun kedamaian antara manusia.
Berbahagialah tangan-tangan terampil yang senantiasa menyuguhkan berita yang menggembirakan kaum muslimin, mengingatkan yang lupa, memperbaiki yang keliru, mendamaikan pertikaian, menyebarkan ilmu dan segala yang mendatangkan manfaat dunia maupun akhirat.
Sebaliknya celaka dan binasalah kedua belah tangan para perusak, pemecah belah, penghina dan pengumpat, sebagaimana binasa dan celakanya kedua belah tangan Abu Lahab yang menggiringnya ke dalam neraka.
* edisi nasehat buat diri sendiri.
——–
Cikarang,14 Ramadhan 1437/ 19 Juni 2016
Abu Fairuz Ahmad Ridwan MY.