Hakikat besar kecilnya seseorang bukan dinilai dari tubuh, penampilan, wajah dan asesoris yang melekat padanya. Besar kecilnya seseorang dilihat dari cita-cita, ambisi, harapan dan mimpi-mimpinya.
Kalaulah orang besar itu dinilai dengan besar tubuhnya, mustahil Rasullah-Shallaahu Alaihi wa Sallam-memuji cekingnya dan kurusnya Abdullah bin Mas’ud, ketika para sahabat mentertawakan ringkihnya betis beliau yang terlihat ketika memanjat kurma:
لَرِجْلُ عبد الله أثقل في الميزان يوم القيامة مِن جبل أُحُد
Sungguh satu kaki Abdullah bin Mas’ud lebih berat timbangannya di hari kiamat dari Gunung Uhud. HR.Ahmad dam disahihkan Ibnu Hibban.
Orang besar adalah orang yang mimpi-mimpi dan harapan terbesarnya adalah negeri Akhirat. Untuk itulah ia berkarya dan beraktivitas.
Orang kerdil hanyalah para pemimpi dunia dan gemerlapnya, yang segala aktivitas hidup dan obsesinya hanyalah untuk mengejar karir dunia dengan melupakan bagian akhiratnya.
* untuk para pemimpi akhirat, wujudkan mimpimu dengan amal sholeh dan ilmu….jika tidak, maka dirimu hanyalah seorang pemimpi dan penghayal..!
Batam, 6 Syawal 1437/ 11 Juli 2016
Abu Fairuz-AR-MY