Hanya Milik Allah

Agama ini hanya milik Allah semata, bukan milik siapa-siapa. Sebab itu Ia yang akan menjaganya selamanya. Bisa jadi Ia jaga dengan perantara dirimu, atau dengan orang selainmu.

Bila kau merasa dakwah akan bergantung pada seseorang, tanpanya Islam kan hancur berantakan, “gulung tikar, bangkrut” dan semisalnya, maka berarti engkau tidak paham apapun tentang agamamu.

Lihatlah para sahabat yang galau, gelisah, gundah gulana karena kematian Nabi, hatta Umar berputus asa dan tidak bisa menerima kenyataan, ia berujar: ”barang siapa dihinggapi kemunafikan yang mengatakan Muhammad wafat, akan ku potong tangan dan kaki-kakinya, demi Allah Ia pergi kepada Tuhannya dan akan kembali kepada kita sebagaimana kembalinya Musa kepada Bani Israil”.

Semua sahabat hampir saja terkecoh dengan perkataan umar dan berharap Nabi kembali hidup. Namun dengan tegas Abu Bakar berpidato menyanggah perkataan Umar : ”barang siapa yang menyembah Muhammad, saksikanlah bahwa Muhammad ini telah wafat, namun barang siap yang menyembah Allah maka pastikan bahwa Allah Dialah Tuhan yang Maha Hidup tak pernah mati”.

Dengan itu sadarlah sahabat bahwa Nabi benar-benar telah wafat, takkan mungkin hidup kembali, dan takkan mungkin menggantungkan urusan Islam kepad jasad beliau yang telah terbujur kaku. Mereka segera sadar bahwa agama milik Allah dan kepada-Nya lah tempat menggantungkan semua urusan, bukan kepada makhluk yang dhaif dan naif.

Maka bilamana kau merasa kehilangan dengan orang-orang yang kau anggap berjasa dalam dakwah telah pergi meninggalkanmu, berputus asa dan jadi pesimis, maka kau keliru dan khilaf.

Biarkan mereka pergi, Allah akan senantiasa menggantikan apa yang pergi dengan yang baik bahkan lebih baik daripada apa yang disangkakan.

Tetaplah bekerja, berjuang , berjihad, dengan orang-orang pilihan, generasi baru Islam yang akan setia memperjuangkan dakwah hingga tetesan darah terakhir.

——————-
Batam, 2 Zulqa’dah 1440/ 5 Juli 2019

Abu Fairuz MY