Air kehidupan di dunia ini tak senantiasa jernih sebagaimana hulu sungai yang belum terkontaminasi kotoran. Seiring perjalanan air yang bermuara kelaut semakin banyak saja berbagai sampah kehidupan mengotori kejernihannya.
Kotoran air kehidupan itu bisa berupa penyakit menahun yang mendera, harta ludes ditipu orang, bencana alam yang melanda, ditinggal kekasih hati, dikecewakan anak dan istri, dijahili kerabat dan handai tolan, dicela tetangga dan manusia, ditelikung kawan seiring, dikhianati orang kepercayaan dst.
Pepatah arab mengatakam tentang dunia yang tak jernih ini:
إذا ما كنت تشرب مرارا على القذى
ظمئت فأي الناس تصفو مشاربه
Apabila kau tak sudi selamanya meminum air bila mana ia keruh, niacaya suatu saat kau kan mati kehausan, adakah manusia yang senantiasa jernih air minumannya?
Inilah namanya dunia sobat, negeri yang kenikmatannya tak sejernih mata air yang memancar, kampung yang bercampur aduk padanya antara derita nestapa dan gelak tawa canda, antara jeritan tangis duka dan senyum bahagia, antara sehat walafiat dan penyakit mendera.
Allah sudah takdirkan dunia seperti ini sobat, agar kita tak condong padanya dan menjadikannya kampung idaman dan tujuan.
Di balik dunia ini ada dua kampung abadi yang menunggu. Pertama: kampung yang penuh keburukan, dalam jeritan derita nestapa, bagi orang-orang yang buruk perkataannya, amal dan akidahnya di dunia, ialah neraka seburuk-buruk tempat kembali.
Kedua: kampung yang penuh kebaikan, steril dari segala keburukan. Di dalamnya begitu elok berhias dengan keindahan taman-taman surga, ditemani para bidadari yang rancak rupa, berjumpa dengan Tuhan Pencipta Alam semesta.
Bilamana di dunia ini kau diuji dengan syahwat, syubuhat, derita nestapa, bencana dan tak berkeputusan dirundung malang, maka sabarkan dirimu untuk berbuat taat demi meraih kampung abadi yang penuh kenikmatan itu.
Bila sulit bagimu untuk menundukkan pandangan kepada yang haram, maka ingatlah bidadari surga yang menantimu lebih indah dari segala perempuan dunia.
Bila sulit bagimu mengendalikan hawa nafsu angkara murka untuk meraih harta dengan jalan yang haram, ingat bahwa seluruh isi dunia ini lebih hina di mata Allah dari sekepak sayap nyamuk. Bandingkan dengan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Pastikan bahwa perjuanganmu di maya pada ini takkan lama dibandingkan perjalanan hidupmu di negeri akhirat sana. Maka tetaplah bertahan dalam jalan keistiqamahan hingga ajal datang menjemputmu.
Jernikanlah selalu hatimu dengan menghadirkan segala kenikmatan akhirat, bilamana duka dunia menggores dan mengiris piranti-piranti hartimu.
Madinah-Masjid Nabi,
5 Jumadal Akhir 1441/30 Jan 2020
Abu Fairuz My