Ada ungkapan yang baik dijadikan ibrah bagi setiap pejuang-pejuang Islam yang memiliki gairah membara untuk kemenangan Islam dan kejayaan kaum muslimin diseluruh penjuru bumi. Terkhusus untuk saudara-saudaraku di bumi pertiwi Indonesia. ungkapan tersebut berbunyi:
أوردها سعد وسعد مشتمل ** ما هكذا يا سعد تورد الإبل
Sa’ad mengeluarkannya dan Sa’ad dalam keadaan berselimut- tidak seperti ini wahai Sa’ad cara mengeluarkan unta.
Ungkapan ini disebutkan untuk setiap orang yang memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak dia pahami dan kuasai, yang akhirnya bukan kebaikan yang diperoleh tetapi malah kejelekan yang datang. Istilah ini sangat tepat dizaman fitnah hari-hari ini yang melanda barisan penimba ilmu para pewaris Nabi-shallallahu alahi wa sallam.
ketakutan yang berlebihan terhadap musuh membuat mereka melakukan segala hal yang malah membuat mereka lalai tujuan dalam dakwah untuk mengajak manusia kembali kepada jalan Allah.Menyibukkan diri dengan qila wa qala yang tidak berujung.
tulisan ini adalah juhdun muqil (tidak ada apa-apanya)dari seorang yang ingin kebaikan kepada saudara-saudaranya yang jauh lebih baik darinya dari sisi ilmu dan ketakwaan. Sebagai bahan renungan untuk kembali melihat apa yang telah dilakukan belakangan ini.
Ketika ketakutan datang melanda
Sikap kaum munafikin
Tatkala pasukan sekutu yang terdiri dari Quraisy, Yahudi dan Kabilah besar Ghatafan datang membanjiri kota Madinah, kaum munafikin mulai menyebarkan rasa takut ke dalam dada kaum mukminin, dintaranya ucapan mereka:” Muhammad menjanjikan kitadengan harta perbendaharaan Kisra dan Kaisar…sementara untuk buang ke belakang hajat pun kita merasa tidak aman.
Betapa ketakutan melanda kaun munafikin, membut mereka berprasangka buruk terhadap Allah, bahwa Allah akan menghinakan Nabinya, meninggalkannya dan menyerahkannya pada musuh-musuhnya.
Sikap kaum mukminin
Adapun orang-orang mukmin, datangnya musuh yang berlipat ganda tidak membuat mereka gentar bahkan semangkin menambah keyakinan mereka dengan pertolongan Allah dan apa yang dijanjikan Rasulullah- shallalahu alaihi wa sallam-. Allah menggambarkan sikap orang-orang beriman dalam menghadapi kondisi yang sulit itu dalam firmanNya:
وَلَمَّا رَأى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَاناً وَتَسْلِيماً )الأحزاب:
22(
Dan tatkala Orang-orang beriman melihat pasukan sekutu, mereka berkata:” inilah yang dijanjikan Allah dan Rasulnya dan sungguh Maha benar Allah dan Rasulnya dan tidaklah hal itu kecuali menambah iman dan pasrah mereka.QS. Al-Ahzab: 22.
Islam akan dijaga Allah dan tetap jaya
Ciri-ciri kaum mukminin adalah senantiasa yakin dengan pertolongan Allah-subhanahau wa ta ala-. Begitu menghujam kuatnya keyakinan mereka pada firman Allah:
)كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ) (المجادلة:21(
Allah telah menetapkan: pastilah Aku dan para Rasulku yang menang, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. QR. Almujadalah: 21.
Bersabda Rasulullah-shallalahu alaihi wa sallam dari jalur sahabat Tamim ad-Dari:
“ليبلغن هذا الأمر ما بلغ الليل والنهار, ولا يترك الله بيت مدر ولا وبر إلا أدخله الله هذا الدين, بعز عزيز أو بذل ذليل؛ عِزّاً يعز الله به الإسلام, وذلا يذل الله به الكفر”.
رواه أحمد (16998), وابن منده في الإيمان (1085), والحاكم (4/477), والبيهقي في الكبرى (18400), والطبراني في الكبير (1280), ومسند الشاميين (951), قال الهيثمي في المجمع (6/7): “رواه أحمد والطبراني, ورجال أحمد رجال الصحيح”, وصححه الحاكم وعبد الغني المقدسي والألبـاني في الصحيحة (رقم 3(.
“Sesungguhnya agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulai dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakannya dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran.”. (Hr. Ahmad, Ibnu mandah, Alhakim, Baihaqi, Thabrani dan disahihkan Al-Albani).
Kota Roma akan menjadi milik kaum muslimin.
وعن أبى قبيل قال: كنا عند عبـد الله بن عمـرو ابن العاصي وسئل أي المدينتين تفتح أولا: القسطنطينية أو رومية ؟ فدعا عبد الله بصندوق له حلق، قال: فأخرج منه كتابا, فقال عبد الله: بينما نحن حول رسول الله rنكتب، إذ سئل رسول الله r: أي المدينتين تفتح أولا, أقسطنطينية أو رومية ؟فقال رسول الله r: “مدينة هرقل تفتح أولا”, يعني قسطنطينية.
رواه أحمد (6645), والدارمي (486), وابن أبي شيبة في المصنف (19463), وابن أبي عاصم في الأوائل (110), وأبو عمرو الداني في السنن الواردة في الفتن (607), والحاكم (4/468, 553, 598), والطبراني في الأوائل (61), وعبد الغني المقدسي في كتاب العلم، وقال: “حديث حسن الإسناد”, وصححه الحاكم والألباني في الصحيحة (رقم 4(
قال الألباني (1/8): و(رومية): هي روما, كما في “معجم البلدان”, وهي عاصمة إيطاليا اليوم, وقد تحقق الفتح الأول على يد محمد الفاتح العثماني كما هو معروف، و ذلك بعد أكثر من ثمـانمـائة سـنة من إخبار النبي rبالفتـح، وسيتحقق الفتح الثاني بإذن الله تعالى و لابد، (وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ(.
“dari Abu Qubail Ia menuturkan “(pada suatu ketika) kami bersama Abdullah Ibnu Amer Ibnu Al-Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri, Konstantinopel atau Romawi. Kemudian ia meminta petinya yang sudah agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.” Abu Qubail melanjutkan kisahnya: Lalu Abdullah menceritakan: “Suatu ketika kami sedang menulis disisi Rasulullah- Salallahu Alaihi wa Salam- Tiba-tiba Beliau ditanya: “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Constantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab: “Kota Heraclius-lah yang akan terkalahkan lebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.”
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (II/176), Ad-Darimi (I/126), Ibnu Abi Suaibah dalam Al-Mushan (II/47, 153). Abu Amer Ad-Dani di dalam As-Sunanul Maridah fil-Fitaan (Hadits-hadits tentang Fitnah), Al Hakim (III/422 dan IV/508) dan Abdul Ghani Al-Maqdisi dalam Kitabul Ilmi (II/30). Abdul Ghani bahwa hadits ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim menilainya sebagai hadits shahih. Penilaian Al-Hakim itu sangat disetujui oleh Adz-Dzahabi dan dishahihkan Al-albani dalam silsilah sahihnya.
Berkata syeikh Al-Albani: Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibukota Italy sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam “Mu’jamul Buldan”. Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal ini terjadi setelah lebih dari delapan ratus tahun Nabi Salallahu Alaihi wa Salam menyabdakan hadits di atas. Kemenangan kedua pun akan segera terwujud atas seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala , sebagaimana firman-Nya: ”Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.“ (QS Shaad : 88).
Intinya kota Roma yang sekarang menjadi basis orang-orang Nashara dengan dengan kekuasaan Paus-Pausnya kelak akan menjadi milik kaum mukmin sebagaimana konstantinopel (Turki) telah menjadi milik kaum mukminin.
Janji Allah di atas baru akan dapat terlaksana ketika umat ini kembali kepada agama mereka sebagai modal kejayaan,melalui proses tashfiyah dan tarbiyah. Bukan dengan politik praktis yang diadopsi dan import dari negeri-negeri kafir.
Dan telah berkata syeikh Al-Albani Rahimahullah :
إن من السِّياسَة تركُ السِّياسَة
“sungguh bagian dari politik adalah meninggalkan berpolitik”
Tentunya maksud beliau adalah meninggalkan carut-marut perpolitikan yang tidak sesuai dengan quran dan sunnah dan menyeru kaum mukminin menyibukkan diri dengan dakwah dan mengajak manusia kembali kepada keduanya.
Kemenangan itu diperoleh dengan proses perubahan yang merupakan tahapan yang harus dilalui kaum mukminin. Apakah mungkin perubahan tersebut dilalui dengan sesuatu yang menyelisihi syariat…?
Allah berfirman:
إنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang ada pada suatu kaum hingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka. QS. Ar-Ra’ du: 11.
Wasiat Umar bin Khattab
Tatkala kaum mulimin bertempur menghadapi bangsa Persia, di masa pemerintahan Umar bin Khattab, Beliau menuliskan wasiatnya kepada pimpinan pasukan kaum muslimin Sa’ad bin Waqqash yang berbunyi:
أما بعد؛ فإني آمرك ومن معك من الأجناد بتقوى الله على كل حال فإن تقوى الله أفضل العدة على العدو وأقوى المكيدة في الحرب، آمرك ومن معك أن تكونوا أشد احتراساً من المعاصي منكم من عدوكم فإن ذنوب الجيش أخوف عليهم من عدوهم، وإنما ينصر المسلمون بمعصية عدوهم لله ولولا ذلك لم تكن لنا بهم قوة لأن عددنا ليس كعددهم ولا عدتنا كعدتهم، فإن استوينا في المعصية كان لهم الفضل علينا في القوة وإلا نُنصر عليهم بفضلنا لم نغلبهم بقوتنا، فاعلموا أن عليكم في مسيركم حَفَظَةٌ من الله يعلمون ما تفعلون، فاستحيوا منه ولا تعملوا بمعاصي الله، وأنتم في سبيل الله، ولا تقولوا إن عدونا شرٌ منا فلن يسلط علينا. فرُبَّ قوم سُلط عليهم شرٌ منهم كما سُلط على بني إسرائيل لما عملوا بمساخاط الله كفار المجوس، واسألوا الله العون على أنفسكم كما تسألونه النصر على عدوكم، أسأل الله تعالى ذلك لنا ولكم).
Amma ba’du:
Sesungguhnya saya memerintahkanmu dan para pasukan yang bersamamu agar senantiasa bertakwa pada Allah dalam setiap keadaan, sesungguhnya takwa pada Allah adalah bekal yang paling utama dalam menaklukkan musuh dan stategi yang paling ampuh dalam peperangan.
Saya memerintahkanmu beserta pasukanmu agar benar-benar siaga menjaga diri dari kemaksiatan lebih dari siaganya kalian terhadap musuh-musuh, sebab dampak dosa yang dilakukan tentaramu lebih mengkhawatirkan dari musuh-musuh, dan sesungguhnya kaum muslimin akan dimenangkan dengan adanya maksiat musuh-musuh mereka terhadap Allah.
Seandainya bukan karena dosa-dosa mereka maka pastilah kita tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi mereka, sebab jumlah pasukan dan perbekalan kita tidak seimbang dengan jumlah dan bekal mereka. Seandainya kita dan mereka sama-sama bermaksiat…. maka mereka lebih unggul dari kita dari sisi kekuatan yang lebih, sebab kita dapat mengalahkan mereka hanyalah dengan keutamaan takwa dan bukan dengan kekuatan yang kita miliki.
Ketahuilah sesungguhnya dalam perjalanan,kalian senantiasa diawasi para malaikat penjaga dari Allah yang mengetahui apapun yang kalian lakukan, maka malulah terhadap mereka dan jangan melakukan maksiat, sedangkan kalian sedang berjihad di jalan Allah.
Jangan katakan bahwa musuh kita lebih jahat dari kita dan mustahil mereka dapat menguasai kita,sebab berapa banyak orang yang dikalahkan oleh musuh yang lebih jahat dari mereka, sebagaimana ditaklukkannya Bani Israel oleh kaum kafir Majusi tatkala mereka mengerjakan segala yang dimurkai Allah.
Saya bermohon kepada Allah agar senantiasa menolong kalian sebagaimana kalian bermohon padaNya agar dimenangkan atas musuh kalian. Aku bermohon semoga Allah kabulkan semua itu untuk kita dan kalian.
Ibrah kepada setiap kaum mukminin yang dilanda ketakutan
Surat di atas adalah solusi untuk setiap mukmin yang begitu galau dan khawatirnya terhadap musuh-musuh dakwah belakangan ini. Ketakutan memuncak yang membuat mereka sibuk mengikuti berbagai perekembangan berita-berita-dari berbagai sumber yang tidak jelas kebenarannya- tentang sepak terjang musuh yang telah menguasai berbagai lini kehidupan bangsa ini.
Menurut mereka…betapa bahaya telah mengintai, disebabkan musuh-musuh yang telah berada” di atas angin” yang siap menerkam dan memangsa mereka.Ketakutan yang seharusnya membuat mereka berlari kepada Allah…malah membuat mereka semangkin jauh dari tasfiyah dan tarbiyah.
Hari-hari yang dahulu dihiasi dengan ta’lim, qalallah dan qala Rasulullah, telah digantikan dengan qila wa qala, waktu-waktu yang diberikan Allah untuk beramal sholeh…kini digantikan dengan up date berita terkini tentang sifulan dan si ‘allan…tentang si Zaid dan si Amru. Jadilah hidangan ghibah, namimah dan su’ uz zhan menjadi santapan harian para penimba ilmu, menggantikan porsi mentelaah kitabullah dan sunnatu Rasulillah.
Hiwar dan munazarah ajang diskusi para penimba ilmu telah berganti dengan debat pro dan kontra tentang si fulan dan ‘Allan. Kejelekan si Zaid dan Amru. Jadilah media jejaring sosial seperti facebook twiter dan telah merambah ke whatapps memanas dengan hujatan dan pembelaan yang terkadang berakhir dengan keributan dan pertengkaran antara sesama ikhwan bahkan antara murid dan gurunya, wallahul musta an.
Mukmin itu cerdik dan cerdas
Kata Umar bin Khattab:
المؤمن كيس فطن
“Orang mukmin itu cerdik dan cerdas”.
Dia senantiasa menjadikan sejarah yang telah lalu sebagai cermin untuk tidak mengulangi kesalahan dua kali. Ibarat kata pepatah:” tidak akan berbuah pisang dua kali”, maka seharusnya membuat mereka sadar bahwa kekalahan kita bukan karena musuh lebih cerdik dan lebih hebat dari kita….tetapi disebabkan berbagai virus maksiat dan dosa-dosa yang menggerogoti tubuh kita dan membuat kita lemah untuk bertarung melawan mereka.
Daripada anda sibuk membela si fulan dan menjatuhkan si Allan, menggantungkan harapan anda pada makhluk yang hatinya senantiasa berbolak-balik..bukankah lebih bijak jika anda senantiasa berdoa kepada Allah agar diberikan pemimpin yang baik, dipelihara dari berbagai kejelekan musuh-musuh dakwah, menyibukkan diri dengan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, mendatangi kajian-kajian, mempelajari halal dan haram, mengkaji sunnah-sunnah Rasulillah-shallallahu ‘Alaihi wa sallam?? wallau a’lam.
Batam, 29 Rajab 1435 h/ 29 mei 2014.
Abu Fairuz, Ahmad Ridwan