Harapan untuk hidup bersama dalam ikatan suci itu jangan dimulai jika kau tak kuasa melanjutkannya. Ibarat api yang telah menjalar, akan sulit untuk memadamkannya, demikian juga asa jiwa.
Mengapa kau nekat mulai menanam benih harap di tanah hati yang telah lama gersang menantikan hujan kerinduan dalam kebersamaan yang halal..?. Setelah benih itu tumbuh bertunas, berdaun dan bercabang, lantas kau biarkan ia mati sebelum berputik dan berbunga..?
Apalah artinya pintu halaman kau bukakan jikalah pintu masuk tuk menghalalkanmu kau segel dengan seribu alasan..?
Di telaga sunyi ini…
Biarlah ku benamkan biduk harap yang tiada pasti. Kan ku hapus cita-citaku tuk mengayuh biduk bersamamu menyebrangi telaga sunyi ini.
—————————————————
* Senandung para jomlo yang dikecewakan.
* Untuk sahabat “peminang bidadari”..bersabarlah dalam penantian. Dibalik kabut dan hujan deras kan datang lengkung pelangi yang indah.
* Untuk para bidadari dunia…jangan pernah beri harap jika memang tak kuasa dihalalkan.
Menuju Meulaboh, 8 Rabiul Akhir 1438/ 6 Jan 2017
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My