GENERASI “OM….TELOLET…OM”

Sekawanan orang rela bergerombol di pinggir jalan-jalan besar hanya untuk menunggu kedatangan bus-bus besar untuk memperdengarkan ke telinga mereka suara klakson besar dengan beragam nada dan suara.

Mereka membawa poster-poster bertuliskan “Om …telolet…om”. Bukan hanya anak-anak, bahkan demam “om telolet om” turut melanda para pemuda dan orang dewasa, pria dan wanita.

Tak jarang adegan-adegan bahaya mereka ketika menyetop bus yang sedang melaju kencang, nyaris menabrak dan memakan korban.

Media-media lokal bahkan nasional turut pula meliput dan meramaikan demam “om telolet om ” ini seolah mendukung penuh adegan banyol yang tidak sesuai dengan syariat Islam yang dianut anak bangsa ini.

Islam mengajarkan seseorang agar menjadi ksatria, pahlawan, pejuang sejati bermanfaat untuk agama, negerinya dan orang banyak.

Nabi tidak pernah ajarkan ummat menjadi sosok yang kerdil, pengecut, pecundang, sampah masyarakat, sibuk dengan perkara-perkara sepele yang tidak membawa besar manfaat bagi dunia dan akhiratnya,apalagi merugikan.

Nabi-sallalahu alaihi wa sallam-bersabda:

إن الله كريمٌ يحبُّ الكرم، ويحب معاليَ الأخلاق، ويكره سَفْسافَها”

Allah itu maha pemurah mencintai kemurahan, menyukai akhlak yang luhur, dan membenci segala urusan sepele yang remeh temeh “. (HR: Abdurrazzaq dalam Musannaf, imam Hakim dalam Mustadrak, dan At Thabarani dalam Alkabir).
Dalam Majma Zawaid dengan redaksi:

” إن الله عزَّ وجل كريم يحبُّ الكرماء، ويحب معاليَ الأمور، ويكره سَفْسافَها”
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha mulia menyukai orang-orang yang dermawan, menyukai urusan-urusan besar dan membenci segala yang remeh temeh”.

Jikalah para pemuda di zaman sahabat telah siap menjadi panglima perang ketika berusia 18 tahun untuk menaklukkan bangsa Romawi- sebagaimana Usamah bin Zaid- maka pemuda-pemuda sekarang hanya mampu menjadi penghadang bus di jalan-jalan untuk medengarkan lantunan klakson yang tak bermutu.

Jikalah pemuda Abdurrahman Ad -Dakhil mampu menyebrangi sungai Tigris, melintas benua Afrika dan mendirikan Dinasti Bani Umayyah II di Andalus dan Cordova, maka pemuda sekarang hanya mampu buat geng-geng motor, klub-klub bola, berjoget ria di pentas-pentas, sambil menikmati seruling-seruling syetan dan nyanyian Iblis. Meniup-niup terompet sambil menghambur-hamburkan uang untuk mercon dan kembang api sambil berpesta pora menyambut kedatangan tahun baru milik orang-orang Nashara.

Ya Subhanallah….
Wala haula wala quwwata illa billah.

Blang Pidie, 7 Rabiul Akhir 1438/5 Jan 2017
———————————————–
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My