MENJADIKAN ANAK SHOLEH
Modal awal kesolehan anak adalah taufiq dan karunia dari Allah semata, bila Allah -dengan hikmah dan keadilannNya- inginkan ia tumbuh besar menjadi baik dan berkah maka jadilah ia anak yang sholeh, sebaliknya bila Allah tau ia tak layak menjadi hamba yang sholeh, maka ia kan tumbuh menjadi hamba yang kufur, sombong, pembangkang, bergelimang maksiat dan dosa, sebagaimana putera Nuh –alaihis salam– yang tak berguna sama sekali, bahkan menjadi musuh sang ayah.
Setelah faktor taufiq dari Allah, maka kedua adalah modal doa, contoh suri tauladan dan didikan orang tua. Dengan doa yang tak putus dipanjatkan, suri tauladan dan didikan orang tua yang baik, semoga kelak anak kan terwarnai dan terpengaruh menjadi lebih baik.
Faktor ketiga adalah guru, sekolah, teman-teman dan lingkungan yang membentuk. Bila gurunya baik, sekolah nya bagus, kawan dan lingkungan yang mengitari anak bagus, insyaallah harapannya anak kelak kan bagus pula.
Anak-anak terlahir di atas fitrah kesucian tauhid dan taat pada Allah, sebagaimana ungkapan baginda Nabi ”Setiap anak terlahir di atas fitrah, kedua orang tuanyalah yang mengubah anak menjadi, Yahudi, Nashrani maupun majusi”.
Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman: ”Aku menciptakan hamba-hambaku dalam fitrah yang lurus, kemudian syetan-syetanlah yang mengubah mereka”.
Tugas orang tua, dan para pendidik adalah menjaga kemurnian fitrah mereka yang lurus agar tidak menyimpang.
HP SARANA PERUSAK
Perusak berat fitrah anak di era Milenial ini, adalah handphone android, gadget,Laptop, dan sejenisnya yang menjadi jembatan mulus anak-anak pelajar untuk membuang-buang waktu, lalai dengan game-gamenya, bermedia sosial dengan yang lain, untuk main bareng, janjian bertemu, nonton bareng, pacaran, mengakses porongrafi dan seterusnya.
Hp yang membuat anak- anak pelajar bahkan orang dewasa menjadi bak kelelawar, yang hidup dan beraktivitas di malam hari dan tidur panjang di siang hari.Bagaikan burung hantu yang hanya bisa menikmati malam dan tidak beraktivitas di siang hari.
Lihatlah tubuh-tubuh yang kurus dan loyo karena badan tidak bergerak, mata yang sembab karena kurang tidur malam, warna kulit yang pucat karena tidak terkena sinar matahari, semua dampak dari HP.
Belum lagi sifat malas, tak peka lingkungan, tak mau tau kerja, berkurung di kamar, menambah kesal para orang tua.
Dari hp lah mereka berdusta, alasan belajar ke rumah teman, nyatanya pacaran, berkhulwat, hura-hura, foya-foya, ngebut-ngebutan yang tak jarang memakan kurban. Ada yang hamil di luar nikah, tewas tabrakan dengan kepala pecah, geger otak, kepala bocor dan seterusnya.
Apalagi di masa pandemi covid 19 sekarang ini, terpaksa orang tua merogo kocek lebih banyak untuk membeli pulsa, paket data bahkan hp untuk kepentingan belajar di rumah. Aleh-aleh ngerjain PR, setor hafalan, eh malah semangat belajar melemah dikalahkan dengam game maupun bersosialita dg WA, FB, IG dan semacamnya.
Hp terkadang merubah anak jadi durhaka, tak patuh orang tua, bahkan melawan mereka. Hp yang membuat mereka menjadi robot-robot yang gagal berinteraksi dengan manusia sekitarnya.
Hp yang membuat mereka menggerogoti harta orang tua untuk beli paket, belanja, bergaya, bahkan berhutang online.
Ya Rab..
Peliharalah diri kami, keluarga dan anak-anak kaum muslimin dari bencana Hp ini. Jadikan kami orang-orang yang bijak dalam menggunakannya ya Rabbal Alamin.
Batam, 1 Zulqa’dah 1441 /23 Juni 2020
Abu Fairuz My