Dakwah Bukan Untuk Ajang Bisnis

Untuk para sahabat…

Dakwah adalah tugas mulia mengikuti jejak Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam. Kemulian dakwah ini jangan sampai kita hinakan dengan menjadikannya seolah-olah ajang untuk mencari bisnis, keuntungan dari dakwah tersebut.

Untuk para EO….

Takutlah pada Allah, jangan pernah berniat dalam hatimu mendatangkan da’i, dan membuat acara keagamaan, untuk mengumpulkan infaq sebanyak-banyaknya-walau kau sebutkan untuk kepentingan dakwah, kemaslahatan ummat, dll.

Mereka datang untuk menyampaikan amanah ilmu, bukan untuk menjadi sarana mengumpulkan orang banyak dan mencari keuntungan dunia, apalagi untuk kepentingan segelintir orang.

Sudah banyak sekali, terkuak penyelewengan dana yang dikutip dari ummat. Atas dasar menjual rasa kemanusiaan dan sosial, mereka membuka infaq, yang hasilnya milyaran, namun tak sampai ke sasaran infak, tapi dominannya malah untuk memperkaya para pengurus dan penggerak.

Sementara untuk kaum dhuafa, yang terdampak bencana alam, untuk pemateri dan semacamnya kau hanya keluarkan sepersepuluh saja darinya, sementara sisanya masuk ke kas pribadi, dan orang tertentu.

Agar mudah mengumpulkan infaq, dijuallah nama anak yatim, panti asuhan, panti sosial, media tv, radio dan semacamnya, namun setelah dana masuk, data keuangan sangat tertutup, tidak transparan bahkan tidak memiliki laporan yang layak untuk diaudit.
Allahul musta’an .

Karena itu tak usah heran jika anak yatim dan kaum dhuafa semakin kurus, sementara pengurus semakin gemuk dan semakin tebal kantongnya.

Sahabat, aku tidak mengeneralkan masalah, karena ku yakin banyak juga para pengurus, EO, media TV dan Radio dakwah dan semacamnya yang jujur dan tulus, transparan keuangannya, bahkan ada dari EO dan pengurus yang banyak menguras isi kantongnya untuk kepentingan dakwah dan mendukung segala sarana dan media dakwah..

Tulisanku ini hanyalah sebagai pengingat agar mereka berhati-hati, dan kaum muslimin pun berhati hati untuk menitipkan harta mereka. Alih-alih ingin menabung di langit, eh malah tabungan tersebut tak naik ke langit, mendekam di bumi dalam bentuk rumah mewah, mobil dan kendaraan motor, atau mendiami ATM sebagian orang saja. Meskipun niatnya boleh saja sampai juga dilangit dan diterima Allah ta’ala.

Bila kau tak sanggup membuat citra baik agama Islam, minimal jangan kau kotori agama suci ini dengan hasrat dan ambisimu yang tidak pada tempatnya.

Ingatlah bahwa sepeserpun yang kau dapat dari donasi, akan kau pertanggung jawabkan di negeri akhirat kelak di hadapan Qadhi Rabbun Jalil – Allah ta’ala.

Cikarang, 17 Zulhijjah 1443/17 Juli 2022

Abu Fairuz My