Hidup Adalah Menanam

Seorang mukmin akan senantiasa menanam berbagai kebaikan dalam hidupnya, tak perduli mana satu dari kebaikan yang dia semai di dunia kan berbuah balasan terbaik di akhirat kelak.

Hidup seorang mukmin bagaikan petani yang berusaha menyemai benih di ladang yang telah disterilkan dari berbagai gulma dan hama, di tanah yang telah dibajak.

Ia tak pernah tau mana satu dari sekian ribu benih yang ditanam, yang akan tumbuh membesar, berbuah dan menghasilkan panen raya. Ia tak peduli bilamana di antara sekian benih tersebut akan ada yang tak tumbuh, mengering dan mati, yang dibenaknya adalah bekerja maksimal menyempurnakan ikhtiar dan bertawakkal pada Sang Penciptanya.

Dunia ini adalah ladangmu sobat, tanamilah ia dengan benih kebaikan sebanyak yang kau mampu, terus beramal dan jangan pernah berhenti kecuali kematian yang menghentikanmu, sebab engkau tak tau mana satu dari apa yang kau upayakan itu kan menjadi penyelamatmu di negeri akhirat.

Bagaikan gulma dan hama perusak tanah dan tanaman, maka perusak amal hingga akhirnya tertolak itu amatlah banyaknya, ada riya, ada ujub, ada sombong, ada perasaan telah berjasa atas Islam dan agama, ada keinginan untuk menjadi orang terkenal dan populer, viral di dunia maya, yang semuanya adalah gulma hati. Ada pula kesyirikan, bid’ah dalam beribadah, khurafat dan takhayul yang semua merupakan hama bagi hati.

Ya subhanallah …alangkah banyaknya penawar dari ramuan Alquran dan Sunnah yang dapat membasmi gulma dan hati di atas, sekiranya kita mau berobat dengannya. Namun obat tersebut tak mampu dibeli dengan dinar dan dirham, dia hanya kan dapat dibayar tunai di taman-taman syurga, majelis ilmu dan di hadapan para ulama. Namun adakah yang mau mengambil penawar tersebut?

Wallahul musta’an.

————
Batam, 10 Muharram 1443/ 19 Agustus 2021
Abu Fairuz My