Dunia ini melelahkan dan menjenuhkan. Kata Umar bin Khattab, sekiranya bukan karena kelezatan ibadah bermunajat di malam gelap gulita, berpuasa di panas teriknya siang dan, nikmatnya berteman dengan orang-orang sholeh yang menjaga ucapan mereka, memilih dan memilah perkataan sebagaimana kalian mensortir panen buah kalian, niscaya kematian lebih dia sukai.
Betapa tidak, segala kenikmatannya takkan dapat dibeli kecuali dengan letih, lelah, dan derita. Selepas mereguk piala-piala kenikmatannya, kau kan merasa betapa kelelahan kan kembali menderamu.
Nimatnya perjumpaan kan berakhir dengan tangis perpisahan. Derai tawa yang menggemuruh lenyap terbawa tangisan yang mengharu biru. Suka duka yang baru dinikmati berganti dengan isak tangis nestapa.
Mimpi mukmin adalah negeri akhirat yang seluas langit dan bumi, berjumpa dan menatap wajah Allah Rabbul Izzati, dipertemukan dengan rombongan para nabi, shiddiqin syuhada dan sholihin, sebaik-baik teman sejati.
Ditaman-taman surga yang abadi, semerbak harum mewangi, bersama para bidadari yang bermata jeli, laksana intan dan permata yang tersembunyi, menatap sungai-sungai yang mengalir tanpa henti, dibawah teduhnya pohon-pohon rindang tak bertepi.
Batam, 9 Jumadil Ula 1444- 6 Des 2022
Abu Zubair Ahmad Ridwan My