Masihkah Ada Iman Dalam Hati Mereka?

Agama Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, yang dengan rahmat tersebut damai seluruh dunia, nyaman orang kafir ahluz zimmah dan orang kafir mu’ahad maupun musta’man di bawah perlindungan Islam.

Diharamkan Nabi menyakiti mereka, apalagi membunuh mereka, kata Nabi: ”siapa yang membunuh orang kafir ahlu zimmah ataupun yang musta’man -yang dilindungi- tidak akan mencium baunya surga”.

Namun dalam hal “wala wal bara” wajib bagi setiap muslim memiliki rasa kebencian terhadap kaum kafirin atas kekufuran mereka, bahkan Allah mencontohkan kepada kita sikap tegas Ibrahim dalam membenci kekufuran dan berlepas diri dari kaum kafirin dalam firmanNya:

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” ( QS: Almumtahanah: 4)

Aneh bin ajaib melihat sebagian orang menisbatkan diri pada Islam, tapi begitu hormat dan ta’zim kepada kaum kafirin, bahkan pada gembong kekafiran hingga tak ragu dan tak malu ruku, mencium tangan orang yang mengatakan “Allah beranak dan berbini”.

Padahal langit, bumi dan gunung saja hampir hancur lebur mendengar mereka mengatakan Allah punya anak: “hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. QS Maryam: 90-92.

Masihkan ada secercah iman dalam hati mereka? Jawabnya simaklah firman Allah ini:

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, mencintai dan saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS:Alhasyr :22)

Kawan, jangankan merunduk kepada kaum kafirin apalagi sambil mencium tangannya dengan penuh pengagungan, merunduk kepada orang Islam saja dilarang Nabi kita yang mulia.

SAHABAT DAN KEBENCIAN MEREKA PADA KAUM KAFIRIN DALAM MEDAN PERTEMPURAN

Abu Bakar pernah menempeleng ayahnya Abu Quhafah manakala mendengar ia mencaci maki Nabi, ia berkata kepada Nabi: ”sekiranya ada pedang di dekatku, niscaya kan kutebas kepalanya”. Bila mencaci maki Nabi saja seperti ini bencinya para sahabat bagaimana pula dengan orang yang mencaci maki Allah?

Abu Ubaidah dalah peperangan Badar atau Uhud berusaha menghindari ayahnya Al-Jarrah, manakala ayahnya Al-Jarrah terus menerus mengejarnya, maka Abu Ubaidah hilang kesabaran dan menebas leher ayahnya sendiri.

Dalam bab muamalah anak tetap diperintahkan berbakti pada kedua orang tuanya meski kafir, tapi bila dalam pertempuran akan lain ceritanya.

Dalam menyikapi tawanan perang Badar Umar berkata: ”saya tak sependapat dengan Abu Bakar ya Rasullah, menurut pendapatku baiknya anda perintahkan saya untuk memenggal kepala si fulan (kerabatnya) kemudian anda perintahkan Ali penggal kepala si Aqil -saudaranya- Hamzah penggal kepala si fulan dari kerabatnya agar mereka tau bahwa tak ada basa-basi dalam agama kita ini.

Batam, 29 Safar 1446/ 4 Sept 2024

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My