Alquran kitab suci ummat Islam, mengkisahkan pada kita tentang upaya burung Hud-Hud yang terbang dari Palestina hingga ke Ma’rib di negeri Yaman, untuk memberikan informasi akurat kepada baginda Sulaiman.
Betapa geregetannya Hud-Hud melihat kesyirikan di depan matanya. Ia tak sabar melihat kemungkaran besar itu, ia segera terbang ribuan mil. Lihat kisah ini dalam surat An-Naml ayat 22-44.
Bila binatang unggas semacam ini saja gregetan melihat Allah disekutukan, maka alangkah anehnya bila ada orang ngakunya Islam, KTP Islam, tidak geregetan melihat para penyembah berhala, yang menghina Allah dan mengatakan Allah punya anak dan istri.
Bahkan tega-teganya merendahkan diri menyambut mereka dengan sambutan yang luar biasa meriahnya, sungkem, ruku, khusyu, merunduk mengagungkan orang yang Allah hinakan dan menganggap suci orang yang dianggap najis. “Sesungguhnya kaum musyrikin itu najis maka janganlah mereka mendekati masjidil Haram setelah tahun ini.” QS: At-Taubah: 28.
Kawan, toleransi beragama tidak seperti itu yang diajarkan Islam, itu namanya mudahanah, cari muka, menjilat dan menunjukkan kemunafikan.
Apakah memasukkan mereka ke dalam masjid, mengelu-elukan kedatangan mereka degan simbol-simbol kekufuran dibaju mereka itu mendatangkan maslahat untuk Islam dan kaum muslimin? Jawabnya tidak .
Tetapi itu adalah bentuk pengkaburan agama, peleburan keyakinan, pencampuran antara yang haq dan batil, pengagungan antara tauhid dan kesyirikan.
Nabi menyambut kedatangan kaum Nashara dari Najran, tetapi Nabi mendakwahi mereka, mengajak mereka pada satu kalimat tauhid agar hanya Allah yang disembah, lantas engkau apa yang engkau dakwahkan pada mereka?
Inilah seruan Nabi kepada kaum Nashara dari Najran:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ.
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Qs: Ali-Imran: 64.
Engkau serukan apa, kecuali cari muka dan menyebarkan paham plularis agar dianggap toleran dalam agama, dipuja dunia bahwa di negerimu yang mayoritas penduduknya muslim itu memiliki toleransi yang tinggi.
Kawan, itu bukan toleransi, tapi pembodohan ummat dan penyesatan yang terstruktur. Kembalilah pada agamamu, kau sudah tersesat jauh.
Batam, 1 Rabiul Awwal 1446/5 Sept 2024
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My.