Pernikahan Semusim?

Mencari pasangan hidup hendaklah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam syariat. Dahulukan agama dan akhlaknya, baru menyusul keindahan rupa dan bentuknya. Jangan pernah dibalik, paras dulu baru agama nomer sekian, tujuannya agar pernikahan menjadi langgeng.

Terpesona dengan wajah yang ayu dan tampan, tubuh yang semampai dan atletis, pekerjaan yang bagus, anak sultan dan putri Tuan Takur adalah hal yang wajar dan manusiawi.

Namun bila sampai mengabaikan agama dan akhlak, maka bersiaplah menjalani pernikahan semusim. Bila musim telah berlalu pernikahan pun berakhir.

Di sebagian tempat, musim menikah dan bercerai menyesuaikan dengan musim panen dan musim paceklik. Bila datang musim panen, kau akan melihat janur kuning dimana-mana terpancang, acara resepsi berjibun, dan hingar-bingar musik dan karaoke membahana di seantero negeri. Namun bila musim kemarau panjang datang, tanaman mengering dan ekonomi negeri merosot, mulai pula datang musim perceraian.

Menikah karena mendahulukan agama dan akhlak adalah pernikahan yang abadi meski musim berubah, umur bertambah, tubuh melemah, bahkan walau jasmani telah hancur dipendam tanah.

Menikah karena agama karena akhlak dan takwa kan bermula pelayarannya di samudera dunia dan akhirnya berlabuh di dermaga surga, dengan segala kenikmatannya.

Yang terpesona dengan raga, maka sesungguhnya raga kan binasa, jasmani kan menua, harta benda dan pangkat suatu hari kan tiada.

Batam, 19 Shafar 1445/ 05 Sept 2023

Ahmad Ridwan My