Problematika yang harus dihadapi da’i itu banyak dan beragam, bagaikan krikil yang menperlambat dakwahnya atau mengelincirkannya dalam jalan dakwah.
Bisa jadi sumber masalah da’i datang dari fitnah wanita dan segala pernak-perniknya, membuat da’i jatuh tersungkur bahkan ada yang tak bangun lagi selamanya untuk berdakwah.
Terkadang sumber petaka datang dari godaan harta, fulus, dinar dan dirham, membuat da’i lupa diri dan tenggelam dalam genangan harta yang melalaikannya dari dakwah. Kadang harta yang membuat da’i hilang sifat amanahnya, tak sanggup melihat uang banyak, yang terkadang milik ummat dia anggap halal-halal saja dia “tilep” dan manfaatkan untuk kebutuhan pribadinya.
Terkadang godaan itu bisa berasal dari hasrat dai akan ketenaran dan popularitas, sehingga ia lakukan segala cara untuk membangun ketenaran diri, meski dengan menjatuhkan kawan-kawan seprofesinya.
Penyakit “gila tenar” ini adalah alat pembunuh dahsyat tanpa pisau yang akan menghancurkan jati diri da’i kelak.
Hendaklah dai senantiasa mencari Ridho Allah bukan ridho manusia, mencari apa yang disenangi Allah bukan kesenangan manusia. Biarlah dirimu tak tenar dikalangan makhluk, asal dikenal oleh Sang Khaliq pencipta Alam semesta.
Hakikatnya da’i harus meyakini bahwa kemulian itu ditangan Allah, Dia yang akan mengangkat derajat seseorang atau menghinakannya, Dialah pemilik hati-hati hamba yang menaklukkannya untuk mencintai seseorang atau membencinya. Sehebat apapun da’i bersembunyi dari ketenaran, dan Allah ingin membuat dia tenar, pasti keharuman namanya kan tetap tersebar luas-mau tidak mau, suka tidak suka- tercium oleh manusia.
Terkadang penyakit serius yang dihadapi da’i -sebagian mereka tidak menyadarinya- adalah penyakit iri, dengki, hasad jika melihat ada orang lain yang dianggap sebagai pesaingnya dalam dakwah. Ia akan berusaha sekuat tenaganya untuk membunuh karakter sang da’i yang menjadi pesaingnya dengan ghibah, fitnah dst, dengan tujuan agar hanya bendera dirinya yang berkibar dalam dakwah, semua bendera lain harus jatuh dan tumbang tak boleh tegak.
Penyakit serius lainnya adalah perasaan da’i hanya dia seoranglah penyelamat Islam, penegak pilarnya, tanpa dirinya cahaya Islam kan redup, syiar Islam melemah, padahal kejayaan Islam takkan pernah rela dilekatkan dengan seseorang. Tanpa dirimu wahai da’i Islam kan berkibar sepanjang masa. Islam tak butuh dirimu,justru engkaulah yang membutuhkan Islam.
*percikan dari nasehat berharga Syeikh Ziyad Al-Abbadi.
Batu,Malang 22 Syawwal 1440 / 25 Juni 2019
Abu Fairuz My