
Untuk kawan-kawanku para asatidz dan da’i-dai keren yang telah mengibarkan bendera putih, menyerah tak mampu berpoligami, sungguh keputusan yang wajar layak dihormati, karena tiap orang tak sama nyali, tak sama berani dan tak sanggup dengan segala konsekwensi.
Tapi masalahnya ilmu hari ini tak sama dengan ilmu esok hari, kekuatan hari ini bisa beda dengan kekuatan setahun lagi. Sebagaimana Imam Syafii saja punya dua qaul, boleh jadi Anda punya tiga hingga lebih qaul terdini.
Daripada anda berkata “menyerah daripada mati” lebih baik berdoa semoga suatu hari nanti dianugerahkan hadiah terindah berpoligami.
Ada kawanku da’i yang janji tidak akan berpoligami, ternyata sekarang sudah merasa nyaman dengan dua istri, eh katanya mo nambah lagi bini.
Kawan-kawan pembaca, tak usah iri, dengan statusku ini, jujur bukan menggembosi, hanya bentuk prihatin diri, bila singa podium yang berapi-rapi, sampai di rumah takluk pada bini.
Aku bermimpi, bila setiap da’i punya keturunan yang banyak dan juga istri, alangkah banyaknya pejuang agama seperti abi-abi yang banyak ilmu, banyak harta, tinggi gelar dan punya potensi.
Namun biarlah kudoakan saja, semoga qaul qadim sang ustadz, berubah dengan qoulun jadid seperti Imam Syafii.
28 Zulqa’dah 1444/ 18 Juni 2023
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My