Kita dan Imam Syafii
Betapa mulianya tawadhu Imam Syafi’i, sekalipun ia di atas puncak ketakwaan -insya allah- namun tetap merasa banyak bersalah dan berdosa.
Beda dengan kita yang berada di jurang kelalaian dan dosa, tapi selalu merasa aman dari siksa Allah.
Berkata Syafii rahimahullah:”
أحب الصالحين ولست منهم *** وأرجو أن أنال بهم شفاعة
وأكره من تجارته المعاصي *** وإن كنا سواء في البضاعة
Aku mencintai orang-orang soleh..
Sekalipun aku bukan dari mereka…
Semoga dengan (mencintai) meraka..
Kuraih syafaat.
Aku benci orang yang dagangannya kemaksiatan…
Sekalipun dagangan kami…
Sama tiada beda”.
————–
Jalan bersafar ke Pontianak
Sholat sekejab di masjid agung
Beribu kali kaki terjebak
Dalam dosa setinggi gunung
Dari bandara menuju Ketapang
Bawalah bekal dalam berjalan
Hancur badan neraka memanggang
Bila tak raih ampunan Tuhan
Melayu bukan bangsa pemalas
Mereka berbudi dan ramah tamah
Duhai Tuhan diriku tak pantas
Meraih surgamu yang maha indah
Tanah gambut banyak digarap
Ditanami dengan pohon kelapa
Ampunmu Tuhan selalu kuharap
Jauhkan aku dari neraka
————–
Jumat yang berkah
Pontianak, 19 Rabius Tsani 1437H/29 Jan 2016
Abu Fairuz