Guru agama adalah sebaik-baik profesi, karena mereka adalah pewaris para Nabi. Alangkah beruntungnya guru yang ikhlas kelak kan menuai pahala berlimpah yang tak berkeputusan sebagai sedekah jariyah.
Namun pahala jariyah tersebut tidak akan pernah dituai guru bilamana tujuannya terbesar adalah berapa gaji yang kuterima, apa fasilitas yang bisa kudapat?.
Bekerja akhirat karena motif dunia, hanyalah menghasilkan guru-guru yang tidak militan, rendah dedikasi, selalu dalam kebimbangan, keguncangan jiwa karena akan selau melihat mana yg bisa memberikannya dunia yang banyak, gaji yang besar yang akhirnya tidak pernah betah di satu institusi.
Hari ini di institusi A, beberapa bulan ke depan di institusi B, tahun depan sudah pindah lagi bagaikan “kutu loncat” yang tak betah hinggap di satu pohon.
Pernah punya pengalaman pahit, kala itu ada sesorang yang mau mengabdi di pondok namun harus gaji 15 juta perbulan. Alasannya karena lulusan luar negeri, fasih berbahasa Arab, hafiz Quran, punya sanad qiraah, berguru dengan banyak masyayikh, dan segudang prestasi dalam CV yang ku baca, namun mendengar pembicaraannya aku langsung kesal dan membatalkan apapun rencana untuk memperbantukannya.
Duhai guru, jadikan motivasimu akhirat, kau kan berkah, selamat di dunia dan akhirat. Selama yayasan itu amanah, tidak memperkaya diri sendiri, tidak ada tendensi kecuali orientasi akhirat, tidak akan menyia-nyiakan dirimu, maka berjuanglah dengan mereka.
Batam, 29 Muharram 1443/7 Sept 2021
Abu Fairuz My