Masjid Quba dan Keikhlasan

Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dan tegak di atas keikhlasan dan takwa, karenanya Allah abadikan dan kekalnya namanya, dan jamaah yang ada di dalamnya.

Allah berfirman yang maknanya “….Sesungguhnya, masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam mesjid itu ada orang-orang yang ingin mensucikan diri”. QS: At taubah:108.

Sebaliknya Masjid Dhirar adalah masjid yang dibangun di atas kepentingan dunia, pribadi, kelompok dan golongan, dibangun di atas landasan kemunafikan, untuk memecah belah kaum muslimin dan meraih keuntungan darinya.

Di dalamnya ada orang-orang fasiq yang bengkok niat hanya mementingkan urusan dunia belaka, lain tidak. Masjid ini dihancurkan Nabi, dan dibakar, jamaahnya lari kocar-kacir karena takut resiko yang akan mereka hadapi atas niat busuknya.

Dari pelajaran di atas, siapun yang ingin membangun sarana dakwah, baik berupa yayasan, sekolah, madrasah, perguruan tinggi, sarana televisi dan radio dakwah, bila ingin berjaya dan kekal abadi, syaratnya para pediri, penggagas, harus selalu luruskan niat, ikhlas untuk meraih wajah Allah bukan untuk meraih keuntungan dunia.

Demikian juga untuk setiap da’i, muballigh, para guru dan asatidzah maupun masyayikh, harus terus meng-evaluasi niat untuk tetap ikhlas. Meskipun ikhlas itu sangat-sangat berat kecuali untuk orang-orang yang dirahmati Allah.

Bila ikhlas menyelamatkan, mengkekalkan, mengumpulkan dan mendatangkan berkah, sebaliknya tak ikhlas akan meruntuhkan, memecah-belah, menimbulkan permusuhan dan mendatangkan murka Allah.

Bandingkan ka’bah, Masjidil Haram, Masjid Nabi, Masjid Quba dan masjidil Aqsa yang kekal abadi sepanjang zaman, dengan kemegahan istana Kisra, singgasana Romawi, kerajaan Firaun dan Namrud, serta masjid dhirar yang lenyap tak bersisa, hanyalah tinggal catatan sejarah yang kelam dalam lembaran mushaf, literatur hadis dan buku sejarah.

Batam, 3 Jumadil awwal 1444/28 Nov 2022

Abu Zubair Ahmad Ridwan My