Penawar nestapa

Kau coba tuk kembalikan masa..
Mengutip serpihan-serpihan kaca..
Merekat cermin hati yang telah retak…

Sia-sia sahabat…
Biarkan rinai hujan membasuh lukamu…
Bersihkan piranti-piranti hati yang terkoyak.

Sekelam apapun mendung yang pernah berarak melewatimu…
Bukankah bias mentari setelah hujan membawa pelangi yang indah…..?
Bukankah setelah badai kan tampak rona lazuardi yang terang…?
Bukankah lahar dan lava yang dahsyat kelak menyuburkan bumi..?

Tak perlu sesali goresan takdir yang merenggut segala yang kau cinta..
Sebab tangisan tidak akan pernah menghidupkan yang mati….
Sebab duka nestapa tidak kan mengembalikan orang yang pergi…

Semilir angin masih tetap setia berhembus..
Kidung senja masih tetap indah melantunkan kicauan burung yang kembali ke sarang…
Dawai-dawai kehidupan harus tetap berjalan.

Tataplah hari esok….
Niscaya kan terbit terang setelah gelap..
Fainna ma’al ‘usri..yusra..
Sungguh setelah kesulitan akan datang kemudahan…

Batam,18 Rabiul Awwal 1436/9 Jan 2015

Abu Fairuz.